Pemaparan Visi Misi Calon Dekan FIDIKOM

Read Time:1 Minute, 48 Second
Calon dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM). Asep Usman Ismail (kiri), dan Arief Subhan (kanan).

Pemilihan calon dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM) yang diadakan Rabu (8/5), memilih dua kandidat dekan yakni, Arief Subhan dan Asep Usman Ismail. Dua kandidat tersebut dipilih oleh senat fakultas. Lalu, senat akan mengirimkan hasil pemilihan tersebut ke rektor. Kemudian rektor yang akan menentukan siapa dekan yang terpilih.

Arief yang masih menjabat sebagai dekan FIDIKOM mengatakan, alur pemilihan tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Agama No.45 tahun 2006. Dalam surat keputusan itu juga tertulis syarat-syarat yang harus dimiliki calon dekan. Calon hanya harus memiliki visi misi dan wawasan pengembangan fakultas.

Sebagai calon dekan incumbent periode 2013-2016, Arief Subhan memiliki visi misi untuk menjadikan FIDIKOM sebagai fakultas terdepan yang mengedepankan integrasi keilmuan, keislaman dan keindonesiaan.

Mengenakan kemeja putih dan celana hitam saat ditemui, Arief mengatakan, untuk mewujudkan hal tersebut, ia memiliki konsep yang menjadi fokus utama dalam menjalankan visi misi. Arief menilai, selama ini masyarakat luas hanya mengetahui dakwah sebagai kegiatan bukan sebagai bidang ilmu.

Arief menambahkan, FIDIKOM berkewajiban mengembangkan dakwah sebagai ilmu. Perlu ada penguatan antara dakwah dan komunikasi. “Karena itu, dakwah harus mendapat perhatian khusus sebagai sebuah ilmu dalam Islam dan dikembangkan sebagai ilmu,” ucap Arief di ruangannya, Selasa (14/5).

Saat ditanya soal kelemahan yang dimiliki FIDIKOM, Arief terdiam dan berpikir sejenak. Ia mengatakan, kelemahan utama FIDIKOM terletak pada pemahaman masyarakat tentang dakwah yang masih tradisional. “Mereka hanya tahu dakwah sekedar halo-halo saja,” ucapnya.

Berbeda dengan Arief, Asep justru menitikberatkan visi misinya pada perubahan kelembagaan dan pengabdian pada umat. Menurut Asep, FIDIKOM merupakan fakultas milik umat dan negara, maka harus ada bentuk kontribusi untuk umat dan negara. “Dari umat, oleh fakultas, dan untuk umat,” tuturnya saat ditemui di ruang dekan, Rabu (8/5).

Asep berharap agar lulusan FIDIKOM memiliki integrasi keislaman, keilmuan dan keindonesiaan dalam karakter dan akhlaknya. Dengan demikian, lulusan FIDIKOM dapat dipercaya umat dan negara. FIDIKOM juga seharusnya bisa menjadi kiblat dari kajian Islam di Indonesia.

Oleh karena itu, lanjut Asep, untuk mewujudkan harapan-harapan tersebut, FIDIKOM butuh pemimpin yang tegas, jelas, dan istiqomah dalam menjalankan visi misinya. “Semua itu tergantung pemimpinnya,” katanya. Nida Ilyas

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post FBBN, Langkah Menerapkan Revolusi Oranye
Next post Beda Presiden, Beda Intrik, Beda Komunikasi