“Artologia”, Bukti Keunikan Karya Seni

Read Time:2 Minute, 42 Second

Gosip, salah satu karya seni rupa kontemporer yang dipamerkan di Galeri Hidayat, Bandung, Senin (10/02). Pameran bertajuk Artologia ini menampilkan beragam karya dari delapan seniman berbeda.
Lima patung kepala wanita yang matanya tertutup kain putih terlihat mencolok. Berada di tengah ruangan, patung-patung itu mencuri perhatian setiap pengunjung. Mulut mereka terus bergerak tiada henti, menimbulkan suara berdecit yang menggema di seluruh ruangan. Semua patung seakan sedang bersautan satu sama lain dalam sebuah obrolan panjang yang menarik.
Patung-patung tersebut diberi judul Gosip, karya Putriani Mulyadi salah satu mahasiswa magister Fakultas Seni Rupa dan Design (FSRD), Institut Teknologi Bandung (ITB). Putriani bersama tujuh temannya menampilkan karya seni mereka dalam pameran seni rupa berjudul Artologia  di Galeri Hidayat, Bandung, Senin (10/02).
Putriani dan ketujuh rekannya menggunakan nama Artologia yang diambil dari istilah medis artrologi,  ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara dua tulang atau lebih. “Jadi kalau artrologi menggabungkan berbagai macam tulang, kalau kami di sini mencoba untuk menggabungkan berbagai macam ilmu, media, dan konteks dalam karya seni. Singkatnya, kami mengusung konsep interdisiplin, intermedia, dan interkontekstual,” jelas Monika Ary Kartika, konseptor utama pameran kali ini.
Karya Monika sendiri menunjukkan adanya intermedia dalam karya seni. Lukisan-lukisannya bukan hanya menggunakan cat yang diusapkan pada kanvas tetapi juga menggunakan tambahan berbagai macam warna manik-manik yang menghidupkan. 
Salah satu lukisan Monika yang diberi judul Perayaan Tubuh, menggambarkan wajah-wajah gembira dengan berbagai jenis pakaian. Dalam kanvas berukuran 127×130 cm terlihat wajah seorang wanita yang sedang tersenyum di balik topengnya yang berhiaskan bulu-bulu ayam warna-warni. 
Seni unik lainnya terlihat dari karya Theater of Mind milik MD. Natsir. Karya ini berbentuk sebuah suara yang bisa didengarkan pengunjung melalui headphone. Pengunjung akan mendengar suara yang menuntunnya berimajinasi seperti apa Theater of Mind tersebut,  dengan dihadapkan pada figura kosong berukuran 20×30 cm.
Dalam galeri yang terbuat dari tumpukan bata tanpa dilapisi semen dan cat ini juga menampilkan karya The Empty Body yang merupakan sebuah patung wanita tanpa busana yang dihancurkan di dalam air. Patung wanita yang sedang menari tersebut secara perlahan mencair di dalam air hingga akhirnya musnah. Karya ini  mencoba menabrak konsep keabadian yang biasanya ada pada patung.
Konsep interdisiplin terlihat pada karya Gosip yang menggabungkan antara seni dan konsep fisika mekanik atau pada karya Iqbal Prabawa Wiguna yang menggabungkan cahaya-cahaya lampu menjadi lukisan-lukisan digital. Berbagai lukisan digital tersebut terlihat seperti pemandangan langit luar angkasa yang berisikan warna-warni cahaya bintang dan berbagai benda langit lainnya.
Iqbal mengatakan, secara keseluruhan Artologia ingin menyampaikan, seni rupa kontemporer sebenarnya dekat dengan kehidupan sehari-hari. “Karya akan menjadi lebih hidup jika kita melakukan kolaborasi dengan berbagai ilmu pengetahuan lain,” tambah pria dengan lesung pipi dan kacamata itu.
Respon positif hadir dari pengunjung pameran. Devy Triwulandari, salah satu pengunjung yang datang mengatakan, sangat kagum dengan karya-karya yang ada. “Saya jarang melihat ada pameran yang menggabungkan berbagai jenis karya seni menjadi satu,” kata mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Ekuitas, Bandung itu.
Melihat berbagai respon positif dari pengunjung, waktu pameran yang pada awalnya hanya berlangsung pada 6-14 Februari 2014 ini rencananya akan diperpanjang lagi. “Kemarin pemilik galeri ini ingin memperpanjang lagi waktu pamerannya, hanya belum tentu sampai kapan,” tutur Monika saat ditemui di Galeri Hidayat, Bandung. 
Erika Hidayanti

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Pemulihan Mental Terus Diusung ACT
Next post Terminal Darurat Pondok Cabe