Read Time:3 Minute, 9 Second
Panggung setengah lingkaran serambi Jazz Goethe Institut, Menteng tampak berbeda malam itu, Rabu (10/9). Sekelilingnya diterangi beberapa lampu kecil berwarna putih dan jingga. Di atasnya nampak orang-orang dengan pakaian serba hitam. Beberapa di antara mereka mengenakan selendang merah yang digantungkan di leher dan memegang alat musik yang berbeda-beda, mulai dari gitar sampai piano. Mereka merupakan pemain Salamander Big Band dan Act Van Rooven, musisi flugelhorn (terompet asal Jerman) ternama dari Eropa.
Konser bertajuk A Jazz Life yang digelar pada Rabu (10/9) lalu merupakan perayaan ulang tahun kedelapan bagi Salamander Big Band. Menurut Devy Ferdianto, pendiri sekaligus konduktor Salamander Big Band, melalui konser tersebut, ia dan Ack Van Rooven ingin menyampaikan bentuk penghargaan dan penghormatannya kepada dua orang musisi ternama asal Eropa, Jerry Van Rooven (saudara kandung Ack) dan Rob Pronk (musisi legendaris Belanda kelahiran Malang).
Konser Jazz dimulai dengan pidato pembukaan oleh Verena Lehmkuhl, Koordinator Kebudayaan & Pengembangan Asia Tenggara Goethe Institut. Setelah itu, alunan lagu yang ditulis oleh Frank Foster untuk Count Basie, “Shiny Stockings” menjadi lagu pembuka acara. Penonton pun bertepuk tangan ketika Imelda Roselin, pianis sekaligus penyanyi Jazz asal Indonesia ikut bernyanyi bersama Salamander Big Band.
Tepuk tangan penonton semakin riuh saat Devy memanggil Ack Van Rooven naik ke atas panggung. Ack memulai pertunjukannya lewat lagu “Walking Tip Toe” bersama Brury Effendi, pemain trompet. Kemudian, mereka memainkan lagu asli milik Ack berjudul “Autumn Bugle”. Intro lagu ini dimainkan oleh Salamander Big Band dan barulah beberapa detik kemudian disusul oleh permainan flugelhorndari Ack Van Rooven.
Seusai pertunjukan Ack, Devy mengenalkan lini vokalnya kepada penonton, Salamander Voices yang terdiri dari Devi Remondi, Lia Amalia, Sekar Teja Inten dan Adi Sigerra bergabung dengan kedelapan belas anggota Salamander Big Band lainnya. Lalu mereka membawakan salah satu lagu keroncong ciptaan Maladi (mantan Menteri Penerangan tahun 1959-1962), “Di Bawah Sinar Bulan Purnama”.
Selanjutnya langsung disusul dengan alunan lagu berjudul “Sinta” yang merupakan lagu berbasis pentatonik karya Rob Pronk. Lagi-lagi Imelda Roselin ikut memeriahkan panggung dengan menyanyikan lagu “It Could Happen To You” yang merupakan jenis musik jazz standart. Salamander Voices menutup sesi pertama dengan lagu “Route 66”.
Sesi kedua, salah satu pemain flute Salamander Big Band, Matt Ashworth berkolaborasi dengan Ack membawa lagu “Sometimes Ago” diiringi dengan pemain Salamander Big Band lainnya. Kemudian, Imelda dan Brury kembali mengisi pertunjukan dengan membawakan sebuah lagu karya Rude Bloom dan Johnny Mercer,“Day In, Day Out” dan “For Heaven’s Sake”.
Ack kemudian menyajikan musik Brazil yang berjudul “Commeçar de Novo” karya Ivan Lins, musisi yang mendapatkan penghargaan Latin Grammy-Winning Brazilian Musician, kepada penonton. Lalu dilanjutkan dengan lagu karya Jerry Van Rooyen “Tailspinning” dan “Because I Love You”, penonton kemudian terdiam dan berdiri sambil bertepuk tangan diakhir penampilannya.
Sebelum menutup seluruh sesi, Devy kembali memperkenalkan seluruh musisinya sambil menyerahkan bucket bunga kepada Ack Van Rooven serta pemain lainnya. Selesai menyerahkan bucketbunga, mereka menutup konser dengan membawakan lagu dari Jimmy Dorsey berjudul “Tangerine”.
Walau konser telah selesai dan seluruh pemain telah meninggalkan panggung, penonton masih saja bertepuk tangan dan meminta satu lagu terakhir. Hal itu berhasil membawa seluruh pemain kembali ke atas panggung lalu menyanyikan lagu “Mood Indigo” karya Duke Ellington. Ack membuka lagu ini dengan permainan flugelhorn solo, yang diikuti dengan nyanyian Salamander Voices.
Salamander Big Band aktif menyelenggarakan konser jazz dua kali dalam setahun dengan tujuan memperkenalkan format Big Band kepada Indonesia. Big Band merupakan bentuk ansambel musik yang terdiri dari 12 hingga 19 pemain musik yang memainkan musik jazz dengan konsep aransemen. Alat musik yang digunakan biasanya adalah saxofon, terompet, trombon dan lain sebagainya.
Salah satu penonton konser, Habibur Rachman mengatakan, ia cukup terkesan dengan konser jazz yang diadakan Salamander Big Band, “Sangat jarang saya dapat menyaksikan konser seperti ini di Indonesia, konser jazz ini benar-benar memperkaya wawasan musik saya,” ujar Habibur, Rabu (10/9).
SN
Average Rating