Empat Windu Bersejarah dalam Foto

Read Time:2 Minute, 16 Second
Sebuah foto rumah Kudus berukuran 2×1 meter terletak di bagian tengah ruangan. Nampak rumah itu berwarna coklat, dengan bingkai hitam. Tempat bersejarah yang mengawali kesenian bentara budaya cabang Jakarta dengan berbagai kegiatan. Di samping foto rumah Kudus, terdapat pula beberapa foto bangunan yang sedang dalam tahap pengerjaan. Di lain sisi berjejer potret kegiatan pementasan yang telah berlangsung ditahun-tahun sebelumnya.
Kayu-kayu berukir terlihat jelas di beberapa bagian sudut rumah adat. Foto rumah adat Kudus yang beratapkan genting oranye itu mendominasi foto-foto berukuran lebih kecil di sekelilingnya. Beberapa foto yang terpasang  di sekelilingnya, menggambarkan awal berdirinya bangunan Bentara Budaya Jakarta (BBJ) dari awal pondasi sampai atap yang telah terpasang.
Tidak  hanya  potret  rumah Kudus yang menghiasi ruang utama pameran. Potret bertema “gerundelan orang-orang republik” terekam dalam foto berisi lima orang yang sedang berdiskusi di tengah puing asbes yang panas. Foto berisi gunjingan pada pemerintah atas  pembangunan yang makin banyak, disajikan pula dalam pameran di Galeri Bentara Budaya Jakarta (BBJ), Kamis (11/9).
Pameran foto yang diselenggarakan di BBJ kali ini berbeda dengan pameran-pameran foto sebelumnya. Selama ini, pameran hanya mencakup foto-foto pribadi si fotografer. Namun, pameran kali ini bertema Empat Windu, yaitu mencakup semua kegiatan yang diadakan di empat bentara budaya dari tahun 1982 hingga 2014.
Pameran foto empat windu ini menceritakan awal sejarah berdirinya bentara budaya, dengan memperlihatkan kegiatan yang terekam dalam sebuah dokumen foto. Sekitar 120 foto disajikan dari berbagai kegiatan yang dilakukan di bentara budaya kota Jakarta, Solo, Yogya, dan Bali.
Direktur eksekutif  BBJ, Hariadi Saptono, meresmikan pameran foto di halaman depan BBJ. Ia mengungkapkan hal yang berbeda dalam pameran kali ini meliputi isi tema yang dibawakan. “BBJ yang pertama kali mengadakan pameran bergilir dan sangat bersejarah di sepanjang perjalanan bentara budaya di tanah air,” ujarnya sembari tersenyum.
Hariadi mengutarakan beberapa fungsi dari BBJ, ”Mendokumentasikan kegiatan yang berlangsung,  relasi jaringan internasional yang dapat bekerja sama, serta lahirnya bentara muda,” ungkapnya, (11/9).
Selain itu, ia juga mensyukuri kehadiran bentara budaya sebagai bagian dalam perkembangan seni budaya di Indonesia. Bagi bentara budaya, empat windu merupakan perjalanan panjang suatu lembaga seni budaya yang tentunya penuh cerita dan sarat makna.
Kali ini, deretan kegiatan empat bentara budaya menyatu dalam pemeran foto. Berbagai macam kegiatan tersaji dalam sebuah bingkai foto. Mulai dari pameran lukisan, foto, seni kriya, hingga pertunjukkan seni musik.
Salah  satu  pengunjung  pameran  foto empat windu, Khairun Nisa mengatakan, hasil  karya  dokumentasi  yang bersejarah patut  diacungi  dua  jempol. “Foto-foto  yang  dipamerkan  benar-benar  sejarah banget  apa lagi mencakup 4 bentara yang cukup terkenal saat ini,” tutur  gadis  yang  bermata sipit, Kamis (11/9).
TS

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post ‘Jilboobs’ Melanggar Kode Etik Mahasiswa
Next post Tarik Ulur Sengketa Lahan UIN