Kreatif dan Inovatif Kunci UKM Hadapi MEA

Read Time:1 Minute, 52 Second
Tak lama lagi Indonesia tergabung dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Upaya terus dilakukan pemerintah dengan perbaikan disektor ekonomi seperti pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Dalam persiapannya, UKM diharapkan dapat meningkatkan kualitasnya agar mampu bersaing dengan usaha-usaha lainnya.

Di samping pemberdayaan UKM, dilakukan pula peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). “Saat ini, pemerintah sedang berusaha meningkatkan SDM melalui pendidikan dan latihan, serta memudahkan akses ke sumber-sumber pembiayaan,” ujar Triana Hendrani, Kepala Bagian Tenaga Jangka Pendek Kementerian Koperasi (Kemenkop) dalam seminar nasional Kesiapan Koperasi dan UKM dalam Menghadapi MEA 2015, Rabu (1/10).

Ia menjelaskan, latar belakang program peningkatan kapasitas SDM adalah UU No.20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Berdasarkan data dari Kemenkop dan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013, perdagangan usaha besar berjumlah 5000,6; usaha menengah berjumlah 52000,1; usaha kecil berjumlah 654,2 ribu; serta usaha mikro berjumlah 57,189 juta.  pelaku usaha pada usaha besar dengan usaha kecil.

Dari data tersebut nampak  terjadinya kesenjangan antar pelaku usaha kecil dengan usaha besar. kesenjangan ekonomi yang besar disebabkan terjadinya ketidakseimbangan sumber daya.“Beberapa ketidakseimbangan sumber daya itulah tidak sesuai standar kompetensi, ilmu pengetahuan dan teknologi, sistem informasi dan manajemen, pembiayaan perbankan lembaga keuangan, serta pasar dan jaringan pemasaran,” papar Triana.

Untuk mengatasi terjadinya kesenjangan diperlukan adanya peningkatan sumber daya dan sumber pembiayaan bagi koperasi usaha mikro kecil. Ia menambahkan, pemberdayaan usaha mikro kecil tidak mungkin dilakukan secara individual melainkan kelompok. Untuk penataan lembaga usaha mikro kecil bisa melalui koperasi atau melakukan pembinaan secara mentoring, konsultasi usaha, dan pendekatan cluster bisnis.

Sementara itu, Doni Wibisono, selaku komite kerjasama Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) menjelaskan, pemerintah akan mengadakan kursus pelatihan untuk mengembangkan jiwa pengusaha. Hal tesebut bertujuan untuk menjadi pengusaha, seseorang harus mempunyai ide yang kreatif dan mempunyai mentalitas kuat dengan memanfaatkan kondisi geografis Indonesia, bahkan selera masyarakat.

“Penempatan tempat untuk membuka usaha juga penting. Lokasi strategis membuat usaha yang dikembangkan dapat berkembang, barang yang dijual juga harus memiliki inovasi serta mempunyai ciri khas tertentu,” tutur Doni.

Senada dengan Doni, Anasrudin ketua pelaksana seminar mengatakan, seminar ini bertujuan untuk membekali mahasiswa dalam menghadapi MEA di bidang kewirausahaan. Ia menjelaskan, dengan adanya MEA pada tahun 2015, masyarakat Indonesia harus lebih terpacu dalam menghadapi pasar bebas.

RR

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post “Dejavu Politik Indonesia”
Next post Dede Rosyada, Harapan Baru UIN Jakarta