Gambaran Kehidupan Sosial Masyarakat Melalui Seni Lukis

Read Time:1 Minute, 30 Second


Seorang wanita duduk membawa sajen bunga dan air mawar di dalam kendi. Hiasan bunga terselip di telinga kanannya, selendang berwarna emas menempel erat di lehernya. Salah satu tangannya membawa payung, dengan luwes wanita tersebut menarikan tarian Bondan, asal Jawa Tengah.

Itulah gambaran yang terdapat dalam lukisan karya Nasikin Setiono. Lukisan tersebut terpajang di salah satu dinding Galeri Cipta 3 Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Dalam lukisan penari Bondan, pelukis menuangkan kebudayaan lokal yang semakin hilang ditelan modernisasi. Tak hanya budaya Jawa, Nasikin juga menampilkan kebudayaan lokal daerah lain dalam lukisannya, seperti tari Kecak, Bali dan tari Jaipong, Betawi.

Pameran lukisan tunggal yang diselenggarakan dari 17 hingga 26 Oktober 2014 menghadirkan sekitar 30 lukisan dari berbagai ukuran. Pria kelahiran 1942 itu mengajak pengunjung memasuki khazanah seni lukis dan figuratif. Selain bertemakan budaya, Nasikin juga mengangkat tema lingkungan alam serta kehidupan sosial masyarakat. Ia menghadirkan aktivitas-aktivitas masyarakat kelas bawah.

Semisal adegan percakapan antara penjual jamu dengan tukang becak, keluarga nelayan, suasana pasar burung, dan nelayan yang menjala ikan dirangkai menjadi sebuah lukisan yang bermakna. Di sisi lain, lukisan-lukisan tersebut merupakan sebuah satire yang mengingatkan pengunjung bahwa kehidupan yang dilalui masyarakat bawah tidak semudah masyarakat menengah ke atas.

Melalui karya lukisannya, ia  ingin memberikan penghargaan terhadap masyarakat kelas bawah. “Saya banyak mengambil kehidupan masyarakat kelas bawah yang menurut saya memiliki nilai seni yang tinggi,” jelas Nasikin, Sabtu (25/10).

Ketua penyelenggara pameran lukisan Taman Ismail Marzuki, Bambang Subekti mengatakan, semua adegan kehidupan tertuang dalam lukisan karya Nasikin. “Ia banyak menuangkan momen kehidupan nyata ke dalam lukisannya,”  ujarnya, Sabtu (25/10).

Salah satu pengunjung, Salsa Sahnaziah, mahasiswi Jurusan Sastra Jawa Universitas Indonesia (UI) mengaku terkesan dengan lukisan karya Nasikin Setiono. “Banyak percakapan di dalam lukisan yang ditulis pake Aksara Jawa,” ujar Salsa saat ditemui di Galeri Cipta 3, Sabtu (25/10).

AN

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Sepeda Kampus Tak Terawat
Next post Beragam Genre Musik di Cafe Tiban