Read Time:1 Minute, 31 Second
UIN Jakarta bercita-cita menjadi World Class University (WCU), namun hal itu terhambat oleh beberapa masalah di berbagai sektor. Seperti sarana dan prasarana, kualitas tenaga pengajar, riset, serta minimnya penggunaan bahasa internasional.
Selain itu, kreasi dan prestasi mahasiswa pun ikut andil dalam mencapai WCU. Tetapi, kreasi dan prestasi tersebut terhalang oleh birokrasi yang sulit. Demikian yang dirasakan salah satu Mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Aditia Purnomo. Menurutnya, banyak komunitas kecil di UIN Jakarta yang dipersulit ketika hendak mengadakan kegiatan.
Berbeda dengan Adit, Mahasiswa Fakultas Ushuluddin (FU), Ahmad Uki mengaku sulit menemukan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di UIN Jakarta. Padahal, sambungnya, RTH dapat dijadikan tempat berdiskusi yang nyaman. Uki juga menyayangkan sikap mahasiswa UIN Jakarta saat ini yang lebih mementingkan penampilan ketimbang pengetahuan.
Sementara itu, Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), Muhammad Yunus mengatakan, mahasiswa UIN Jakarta butuh rektor yang pro mahasiswa dan siap menampung serta merealisasikan aspirasi-aspirasi mereka.
Baginya, rektor terpilih harus menjadi bapak bagi mahasiswa. “Jangan seperti rektor sebelumnya yang sulit diajak audiensi,” keluh Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kelompok Pecinta Alam (KPA) Arkadia, Selasa (18/11).
Menanggapi hal itu, rektor terpilih Dede Rosyada mengatakan, UIN Jakarta akan mendukung acara yang diselenggarakan mahasiswa selama acara tersebut dapat mengedukasi peserta. “Semua itu tergantung bagaimana cara mahasiswa mengkomunikasikannya,” jawabnya saat menjadi pembicara Ngobrol Bareng Rektor Terpilih di Aula Student Center, Selasa (18/11).
Direktur Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama ini mengaku, kualitas tenaga pengajar UIN Jakarta masih rendah. Hal itu terbukti dari jumlah jurnal ilmiah yang jauh dari kata cukup. Hal terpenting, kata Dede, seluruh civitas akademika UIN Jakarta harus menjadikan Bahasa Inggris sebagai second language.
Di sisi lain, lanjut Dede, mahasiswa UIN Jakarta harus memiliki kemampuan yang tak hanya diukur dari indeks prestasi, tetapi juga kemampuan dalam bersosialisasi. “Mahasiswa perlu menggali potensi dirinya masing-masing, “Be someone with your way,” tutupnya.
AN
Average Rating