Ragam Rasa Seni Lukis

Read Time:1 Minute, 46 Second
Berkepala angsa, berkaki manusia. Keduanya menjadi ciri yang utuh sebagaimana tampak pada Golden Wombs, salah satu karya dalam pameran lukisan bertajuk Merging Metaphors di Galeri Nasional Indonesia, yang diramaikan oleh 25 seniman dari 10 negara Associations of South East Asian Nation (ASEAN), Jumat (27/3).

Seema Kohli ikut serta memajang karyanya yang kaya warna. Berlatar belakang merah dengan bingkai emas, pelukis asal India ini melukiskan seekor angsa berkaki manusia yang tengah mengepakkan kedua sayapnya.

Kaki angsa itu berpijak ke bumi seolah ingin lari. Ia mencari ketenangan, dengan mengayunkan kedua sayapnya menandakan kerinduannya akan kebebasan. Tidak ada tekanan dari siapapun.  

Tak seperti Seema Kohli yang memilih tampilan padat dan penuh warna,  seniman Vietnam, Ngo Van Sac menyuguhkan warna tenang di lukisan Distance. Dalam lukisan tersebut jelas terlihat seorang laki-laki tua berkacamata menghadap ke samping. Nuansa cokelat dan hitam turut mendukung lukisan ini.

Laki-laki itu tengah menunggu seseorang yang berada jauh. Meski tulang belulang ikan mengelilinginya, ia tak menghiraukan. Tetap menanti seseorang yang seolah akan datang dari jarak yang tidak bisa ditembus siapapun.

Lukisan berjudul Merging Metaphors juga menarik perhatian pengunjung. Menurut kurator  pameran, Sushma K, lukisan yang berukuran 4×3 meter ini sengaja diciptakan bersama oleh group work sebagai simbol acara Merging Metaphors. Lukisan ini menggambarkan beberapa objek, seperti manusia, rusa, kepala tanpa tubuh, dan beberapa objek abstrak.

Dalam lukisan yang menggunakan kain kanvas sebagai dasarnya, Merging Metaphors memasukkan semua unsur perbedaan dari setiap seniman. “Setiap seniman dari negara-negara ASEAN membawa ciri negara mereka masing-masing,” tandas Sushma K, Jumat (27/3).

Kesan sesak dan padat juga lekat pada lukisan Indian Girls karya seniman asal Myanmar, Min Wae Aung. Enam perempuan lengkap dengan selendang mereka masing-masing. Dari enam perempuan tersebut, hanya satu orang yang memakai sari (pakaian ala India) sebagai ciri sudah menikah.

Festival of India ini turut menarik perhatian pengunjung, di antaranya Pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) 6 Bogor, Ester Fransiska. Baginya, adanya pameran ini dapat menambah koleksi fotonya. Ia mengaku terkesan dengan lukisan Myanmar bertema Gymnasts-I dan II karya Zaw Mong @ Win Zaw. “Acara ini menarik, kebetulan aku suka foto, makanya seru,” tuturnya, Jumat (27/3).


Arini Nurfadilah

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Perempuan dan Perkotaan dalam Karya Seni Grafis
Next post Menyoal Pengelolaan Bidikmisi