Read Time:1 Minute, 28 Second
Dengan dua kalimat syahadat, Selamet Widodo, mahasiswa berumur 22 tahun ini membuka deklarasi ‘Menolak Pabrik Semen di Rembang’ dalam acara bertajuk Jakarta Menolak Semen oleh Forum Emperan Budaya. Sebagai perwakilan Aliansi Jakarta Menolak Semen, ia membacakan deklarasi tersebut di lantai dasar Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Senin (13/4).
Mahasiswa yang akrab disapa Dodo tersebut mengatakan, ia bersama anggota Aliansi Jakarta Menolak Semen menjunjung tinggi kedaulatan rakyat Indonesia dan menjaga warisan budaya nenek moyang. Ada empat tuntutan yang diminta Aliansi Jakarta Menolak Semen. Pertama, meminta pemerintah untuk membatalkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan izin lingkungan pendirian PT Semen Indonesia di Rembang.
Kedua, Aliansi Jakarta Menolak Semen meminta semua pejabat hukum berlaku dan memberikan putusan seadil-adilnya. Selanjutnya, aliansi yang terdiri dari empat belas organisasi yang ada di Jakarta ini akan terus mengawal kasus tersebut dan memberikan dukungan serta solidaritas kepada warga yang berada di Karst Kendeng dan sekitarnya, untuk terus menyuarakan penolakan pembangunan Pabrik Semen.
Terakhir, mengajak kepada seluruh elemen mahasiswa, buruh tani, cendekiawan, dan sektor rakyat lain untuk bersatu membangun solidaritas dan soliditas menolak eksploitasi alam yang semakin memprihatinkan. Selain deklarasi dan orasi budaya, Band Marjinal juga membawakan lagu-lagu bertajuk solidaritas untuk ibu-ibu Rembang.
Sementara itu, Gitaris Marjinal, Bobby menuturkan, kemungkinan besar putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) pada 16 April mendatang akan dimenangkan oleh PT Semen Indonesia. Hal itu dikarenakan kurang dukungan dan tidak banyak warga yang mengetahui isu tersebut. “Meski demikian, dukungan untuk menolak berdirinya pabrik semen di Jawa Tengah harus tetap dilakukan,” ujar Bobby sebelum perform dalam acara Emperan Budaya.
“Namun sayangnya, ada beberapa mahasiswa dari Jurusan Pertambangan malah mendukung berdirinya pabrik semen di Rembang. Mahasiswa seharusnya berpikir panjang ke depan dan memberi dukungan untuk rakyat yang membutuhkan,” pungkasnya.
Ika Puspitasari
Average Rating