Read Time:2 Minute, 1 Second
Hari itu, sekitar pukul 14.00 WIB, Rabu (20/5), beberapa Mahasiswa Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta berkeliling besment sembari membawa sebuah kotak penggalangan dana untuk operasi Fadly. Tepat di bagian depan kotak itu tertempel foto Fadly, seorang anak asal Bogor yang berusia enam tahun dan tidak memiliki lubang anus.
Mahasiswa yang menggalang dana untuk Fadly tergabung dalam sebuah gerakan Koin for Fadly. Gerakan ini bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) SKI, Komunitas Vespa, All Bikers Jakarta, dan Komunitas Musik Bogor. “Nantinya, kami berencana kerja sama dengan Dompet Dhuafa,” kata Faisal Ma’arif, ketua gerakan Koin for Fadly, Jum’at (5/6).
Biasanya, Faisal dan kawan-kawan mencanangkan tujuannya tiap Jumat, Sabtu dan Minggu. Terkait hal itu, sambung Faisal, gerakan yang digagas salah seorang Mahasiswa SKI ini tak melulu direspons baik oleh mahasiswa. Meski begitu, penggalangan dana yang tengah berjalan selama tiga minggu ini sudah mendapat sekitar Rp 3 juta, sekitar 10 persen dari target.
Faisal menambahkan, gerakan Koin for Fadly adalah salah satu bentuk kepedulian mahasiswa terhadap masyarakat. “Jadi, peran mahasiswa tak hanya sibuk mengkaji mata kuliah, tapi juga peduli lingkungan, “ ujar Faisal.
Selain itu, tambah Faisal, Gerakan Koin for Fadly juga mengingatkan mahasiswa tentang tiga kompetensi mahasiswa, yaitu intelektualitas, religiusitas, dan humanitas. Hal itu pun dibenarkan Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat (PPM), Djaka Badranaya. Ia mengatakan, banyak Mahasiswa UIN Jakarta yang memiliki kepedulian sosial.
Seiring dengan perannya dalam pengabdian pada masyarakat, Djaka mengungkapkan, program PPM selanjutnya mengadakan sharing bersama alumni UIN yang memiliki kiprah sosial. “Untuk mempromosikan kepedulian terhadap masyarakat, kami akan mengundang komunitas anak jalanan, relawan buruh bantu, dan kelompok difabel,” kata Djaka, Kamis (4/6).
Sayangnya, hingga saat ini, program PPM belum terealisasikan dengan baik. Hal itu dibuktikan, dari belum adanya koordinasi antara pihak PPM dan mahasiswa, misalnya Gerakan Koin for Fadly. Sebagai ketua gerakan, Faisal mengaku tidak ada kerja sama dengan pihak PPM. “Dalam gerakan ini kami berdiri sendiri, lagi pula kami tidak tahu PPM dan apa fungsinya,” ujar Faisal.
Menanggapi hal tersebut, Djaka mengaku, program PPM yang berjalan masih sebatas konvensional, seperti Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan program pengabdian dosen. Sebenarnya, lanjut Djaka, ia tak tahu program PPM sebelumnya, karena ia baru menjabat sebagai ketua PPM tahun ini. Pada intinya, ia sangat mengapresiasi mahasiswa yang memiliki kepedulian terha dap sesama. “Semoga kepedulian terhadap masyarakat bisa menjadi gaya hidup mahasiswa,” tutup Djaka.
DF
Average Rating