Read Time:1 Minute, 58 Second
Oleh : Lia Syam Arif*
Listrik telah menjadi kebutuhan vitalmasyarakat yang takdapat dipisahkan dalam berbagai kegiatan, baik ditingkat rumah tangga hingga usaha atau bisnis. Perusahaan Listrik Negara (PLN) persero sebagai pemasok listrik di Indonesia secara terus menerus memberikan peningkatkan pelayanan mengacu pada empat pilar PLN bersih yaitu partisipasi, integritas, transparansi, dan akunbilitas.
Semakin berkembangnya zaman, banyak teknologi yang memudahkan masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-harinya. Begitu pula dengan PLN, untuk memudahkan pelanggan dan memberikan keleluasan dalam pemakian lisrtik akhirnya pada tahun 2010 PLN meluncurkan produk baru mereka yaitu lisrik pintar (listrik prabayar). Listrik prabayar ini sendiri kegunaanya adalah untuk mempermudah masyarakat dalam membayar listrik dan masyarakat bisa mengatur pemakian listrik sesuai kebutuhan.
Dengan adanya listik prabayar,masyarakat dapat mengatur pemakian listrik. Waktu demi waktu listrik pintar ini menimbulkan efek buruk karena bukan memberikan keuntungan. Di sisi lain, penggunaan listrik prabayar dapat memberikan kerugian kepada pelanggannya.
Dilansir dari CNN Indonesia Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli menduga ada permainan mafia listrik isi ulang atau prabayar yang dijalankan PLN. Hal tersebut diperkuat dengan adanya bukti Isi ulang yang dijalankan PLN nominal listrik yang diterima masyarakat hanya 70 persen dari jumlah utuh listrik tersebut. Terlebihpelanggan listrik pintar banyak darii kalangan menengah kebawah yang hanya mengunakan 450 VA dan 900 VA daya tegang listrik.
Begitupun masyarakat, sudah mulai menyadari bahwa pembelian pulsa listrik pintar senilai Rp100 ribu hanya Rp73 ribu yang mereka dapat. Jika dibandingkan dengan pemakian listrik pascabayar, biaya yang ditanggung tak sebanyak pemakaian listrik prabayar. Walapun dalam penggunaan listrik pascabayar juga dikenai uang tunggu bulanan.
Mahalnya tarif yang dirasakan pada listrik pintar bukan saja menjadi catatan PLN untuk membenahi sistem dalam listrik pascabayar. Akan tetapi masyarakat harus pintar dan cermat dalam penggunaan listrik pintar. Selain itu, masyarakat harus bisa memporsir semua pemakian listrik sesuai kebutuhan. Sehingga, tidak ada pemborosan listrik yang akhirnya menambah beban keuangan.
Banyak hal-hal kecil yang bisa membantu penghematan listrik seperti mematikan lampu pada pagi dan siang hari atau mematikan barang elektronik yang tidak digunakan. Tanpa disadari, hal- hal kecil tersebut bisa menjadikan penghematan listrik yang menjadikan pengeluaran untuk listrik jadi lebih hemat.
*Penulis adalah Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta
Average Rating