Sumber: Internet |
Read Time:1 Minute, 43 Second
Oleh : Eko Ramdani
Infrastruktur atau prasarana menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah segala sesuatu yang menunjang berlangsungnya sebuah prosesdan kegiatan. Tanpa adanya prasarana, tiap peristiwa sepertipembangunan dan berbagai aktivitas manusia tidak akan berjalan dengan lancar
Prasarana yang cukup vital keberadaannya adalah jalan.Jalan digunakan sebagaisarana yangmenghubungkan berbagai tempat di suatu daerah. Pentingnya fungsijalansudah disadari sejak Indonesia dijajah Belanda. SaatHindia Belanda nama Indonesia dahulu dipimpin Herman Willem Daendels, rakyat Indonesia dipaksa untuk membangun jalan yang menghubungkan ujung Barat dengan Timur Jawa.
Akan tetapi, jika kita melihat kondisi jalanan saat ini di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel) masih terdapat beberapa ruas jalan yang rusak. Pernyataan tersebut bukan tanpa alasan. Dikutip dari www.dbmsda.tangerangselatankota.go.id, 38 kilometerpanjang jalan Tangsel rusak. Miris, perbaikan jalan tak kunjung dilakukan hingga menjelang akhir tahun.
Hinggamenjelang akhir tahun 2015,masyarakatdapat melihat banyak pembenahan prasarana: menggali saluran air, menambal lubang di jalan, danmerenovasi pembatas jalan.Pemerintah daerah melakukan perintah untuk membenahi kerusakan tersebut.Anggaran yang dikeluarkan pun tak sedikit, namun hal tersebut tak menjadi masalah bagi daerah yang mempunyai jumlah penduduk yang banyak.
Sayangnya, Perbaikan prasarana di daerah terkadang hanya dilakukan di akhir masa jabatan pemerintah. Terlebih, pembenahan prasarana di akhir tahun seperti menjadi ritual bagi pemerintah Indonesia. Salah satu pembenahan yang terjadi di akhir tahun terdapat di Jalan Ir. H. Juanda, Ciputat. Pembatas jalan yang memang agak tenggelam oleh aspal namun masih layak digunakan segeradirenovasi pemerintah.
Perbaikan jalan juga kerap kali dijadikan ajang tutup buku sebagaipenentuan anggaran tahun selanjutnya. Tak hanya itu, perbaikan prasarana banyak terjadi puladi akhir masa jabatan. Bagi penguasa yang berniat kembali menyalonkan diri, hal itu dapat menjadi bahan kampanyenya.
Bukan hanya salah waktu,perbaikan prasarana juga dianggap salah target. Padahal, anggaran dapat dialokasikan ke sektor lain yang jauh lebih penting yaitu pendidikan dan kesehatan.
Entah apa alasan dari penguasa tentang hal itu, namun pastilah mereka mempunyai alasan yang benar “bijak” adanya. Tetapi, apakah mereka (pemerintah) tidak melihat yang ada disekitarnya? Atau mungkin mereka telah menutup mata dengan kepentingan masyarakat secara umum?
*Penulis adalah mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta
Average Rating