Teroris Sungguhan

Read Time:1 Minute, 53 Second
 
Oleh : Romy*

Mau tau siapa dan seperti apa teroris yang sesungguhnya?
Sebelum ke inti permasalahan, alangkah lebih baik jika kita membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) terlebih dahulu. Terorisme menurut KBBI diartikan sebagai penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai tujuan (terutama tujuan politik); praktik tindakan teror. Tak hanya itu, terorisme juga dapat dilakukan secara pribadi maupun secara terorganisir.
Hingga saat ini, nyaris tak ada teroris—panggilan untuk seseorang yang telah melakukan teror—murni lahir atas dasar idealisme, fundamentalisme, atau apalagi yang ideologis. Semua aksi teror yg dilakukan secara teroganisir baik kecil dan besar baik amatir maupun profesional baik dengan korban kecil atau banyak semuanya bertujuan untuk mendapatkan uang, uang dan uang.
Para teroris yang telah tertangkap pun tak mempunyai keinginan atas segala hal yang telah ia lakukan. Tampaknya ada seseorang yang dengan gamblangnya menyuruh dan membayar (terlepas dari apapun bayarannya) si teroris tersebut. Pasti ada sosok yang menjadi dalang atas segala kerusuhan tersebut.
Melihat sekilas kejadian Sarinah, jangan lihat senjata yang digunakan teroris tergolong sederhana. Jangan pula menilai cara kerja teroris yang nampak tak professional. Lihatlah, lokasi kejadian yang kurang lebih berjarak radius dua kilometer dari Istana Negara dan sangat berdekatan dengan beberapa kedutaan besar.
Sarinah merupakan pusat perbelanjaan lawas dengan pangsa pasar expatriate. Bahkan, pusat hilir mudik para back packers pun tak jauh dari lokasi pemboman tersebut. Lokasi ini sudah terkenal dan sangat strategis untuk memberi peringatan ke seluruh dunia.
Jangan lupa pula, hingga saat ini, masih banyak teror masa lalu yang belum dapat terpecahkan hingga saat ini. salah satunya adalah peristiwa pembantaian jutaan manusia tahun 65 di negeri ini yang berujung dengan berdirinya tambang emas Freeport dan tambang-tambang Sumber Daya Alam (SDA) lainnya. Lantas siapa dalangnya?
Mereka asyik makan lobster ternikmat yang dimasak oleh chef terbaik di atas kapal pesiar termegah di dunia. Mereka tengah minum wine tertua dan termahal di muka bumi. Sembari menghisap cerutu dari Havana, mereka sedang menonton streaptise gadis-gadis dari berbagai ras dunia.
Mereka adalah sekelompok ‘gangster’ mafia uang yang berdomisili atau mungkin numpang tinggal di sebuah negara nyaman untuk bermain dengan kapital. Uang yang menciptakan perang. Perang diciptakan untuk mencari uang. Setiap invasi untuk mengekplorasi Sumber Daya Alam harus memakan korban bahkan nyawa. Dan teroris adalah alatnya.

Penulis adalah mahasiswa Study Sejarah Peradaban (STUPA)

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post LPM Institut Raih Dua Penghargaan Isprima
Next post Skenario DPR dalam Revisi UU KPK