Papua dan Kehidupannya

Read Time:1 Minute, 57 Second

Durasi: 110 Menit 
Genre: Drama  
Produser : Ari Sihasale 
Sutradara : Ari Sihasale
Penulis Naskah: Jeremias Nyangoen

Tidak mudah untuk hidup di pedalaman Papua. Ketiadaan tenaga pendidik membuat anak-anak di sana hanya belajar lewat alam dan lingkungan. Tak hanya itu, terbatasnya alat-alat medis, membuat pengobatan dilakukan dengan alat sederhana dan obat-obat dari tumbuhan yang ada.
Sudah sebulan lebih, Mazmur, anak kecil yang tinggal di salah satu desa di Papua menunggu guru pengganti yang bersedia mengajar di sekolahnya. Namun, guru pengganti yang diharapkan tak kunjung datang.
Di desa tempat Mazmur tinggal pun, jauh dari pelayanan medis. Hanya ada satu orang dokter yang bertugas dengan obat-obatan dan alat-alat sederhana. Ia sendirilah yang selama ini menangani semua permasalahan kesehatan di desa itu.
Meski hidup dengan penuh keterbatasan, asas kekeluargaan di Desa Mazmur sangatlah kental. Mereka sangat menjunjung tinggi kehormatan dan adat istiadat suku. Bagi mereka, menyakiti apalagi sampai membunuh satu warga desa sama dengan menginjak-injak harga diri satu suku. Hal tersebutlah yang menyebabkan kerap terjadi peperangan antar suku di Papua.
Hingga akhirnya, datang seorang pendeta membuat sedikit demi sedikit suasana damai tercipta. Pendeta iu mengajarkan kehidupan damai antar suku dan agama bagi Mazmur dan seluruh warga desa. Namun, masih ada sebagian warga yang belum bisa menerima ajaran cinta kasih dari pendeta.
Klimaksnya Blasius, ayah Mazmur dipanah oleh Michael ayah Agnes, teman sekolah Mazmur yang berasal dari suku lain. Permasalahan sepele terkait pekerjaan membuat Michael tega memanah kawannya. Kesedihan meliputi seluruh keluarga Mazmur dan seluruh warga suku. Bahkan Michael, adik dari Blasius yang telah lama hidup di Jakarta, datang ke Papua untuk melihat sang kakak yang terakhir kalinya.
Meski sempat membuat hubungan antar kedua desa retak, akhirnya kedua keluarga yang berselisih pun memutuskan untuk tetap damai dan kembali hidup normal. Hingga akhirnya, pembunuhan kembali terjadi, kali ini menimpa Yakob, sesepuh di suku di desa Mazmur. Kali ini warga desa tak lagi mau jalan damai dan memutuskan untuk perang antar suku.
Peperangan tidak dapat dihentikan meskipun telah banyak korban yang berjatuhan. Mazmur, dengan sikap pemberaninya berusaha untuk menetramkan kedua desa dengan susah payah. Bahkan, ia memberanikan diri untuk masuk di tengah-tengah peperangan.
Film berjudul Di Timur Matahari ini mengkisahkan tentang kehidupan masyarakat Papua. Kawasan paling di timur Indonesia itu memang masih jauh dari kata sejahtera. Memberikan pelajaran bahwa Indonesia belum sepenuhnya merdeka.

Lihat review-nya disini:
 

JA

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Polemik Kebijakan Parkir
Next post Katolik Nuansa Bali