Refleksi Mobil(e) Taksi

Read Time:2 Minute, 31 Second

Oleh: Sufyan Syafii*


Politikus dan pengacara Amerika, Samel Koenig mengatakan, perubahan sosial adalah modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. perubahan itu, terjadi bukan karena faktor individu dalam masyarakat yang mau berubah saja, terdapat pula perkembangan dari berbagai sektor; khususnya teknologi. Sistem nilai dan norma yang dahulu dianut masyarakat perlahan mulai bergeser.
Jika berkaca kepada sejarah. Salah satu perusahaan ponsel terbesar, Nokia sempat menguasai bisnis komunikasi di dunia. Siapa sangka, sebuah perusahaan penggiling kertas itu pernah menguasai dunia. Terlebih Nokia menawarkan platform yang mudah (dibandingkan dengan telepon kabel) dan fitur-fitur yang menarik. Jadilah Nokia raksasa perangkat komunikasi modern.
Ya, zaman bergerak. Kebutuhan manusia yang terus meningkat, dan tingkat intelektualitas yang semakin maju membuat persaingan tak terelakan. Meski banyak perusahaan komunikasi lain mulai mencoba ‘menghantam’ benteng Nokia dengan fitur-fitur inovatifnya, namun Nokia masih kokoh dengan kemantapan nan ketahanan baterai dan bentuk-bentuk yang semakin unik. Hingga akhirnya Operation System (OS) besutan Linux; android mulai merambah dan akhirnya perlahan semakin ditinggalkan.
zaman memang mengikuti manusia. zaman berkembang karena ilmu pengetahuan dan pola pikir yang dimiliki oleh manusia. Ilmu pengetahuan maju dan berkembang karena kebutuhan manusia itu sendiri. Jika pola pilkir manusia stuck artinya zaman tidak akan berkembang. Misalnya perubahan manusia dari zaman batu. zaman batu (megalitikum) pada saat itu tidak akan berkembang jika manusia pada saat itu tidak mengubah pola pikir mereka untuk sesuatu yang lebih baik.
Taksi yang sempat menjadi perbincangan hangat masyarakat ibu kota kemarin hari, kiranya dapat kita uraikan melalui pendekatan teori sosial pula. Pergeseran alat transportasi dari model tradisional menuju modern semakin membuktikan perkembangan teknologi dapat mengubah kehidupan sosial. Adanya konflik antara taksi konvensional dan taksi online juga merupakan imbas dari adanya perubahan sosial.
Alih-alih mendapat simpati, netizen malah menunaikan berbagai macam kritikan sampai meme sindiran. Meski memang sudah lebih  dahulu menggunakan sistem booking online armada  (sejak 2011), namun kreativitas dan program-program inovatif yang ditawarkan transportasi online–lah yang lebih diminati. Karenanya, perlu terus adanya pembaharuan dalam segi setting operation system serta marketingnya.
Selain itu, kocek yang ditawarkan angkutan konvensional lebih mahal karena mereka membayar pajak. Pemerintah harus segera mengambil langkah cepat. Bukan hanya sekadar memaklumkan kemajuan teknologi. karena lagi-lagi amanat Pancasila, “Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” adalah hal yang mutlak dilaksanakan.
Jika memang mengamandemen Undang-undang (UU) Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) dirasa membutuhkan proses yang lama, maka setidaknya putuskan saja melalui keputusan menteri terkait. Sambil menunggu UU tersebut dimatangkan oleh lembaga legislatif. Amandemen yang dimaksud disini adalah perbaikan sistem jalan dan pajak. Apakah pajak tersebut dikenakan kepada perusahaan transportasi online atau armadnya. Mengingat,kepemilikan setiap armada nya atas nama perseorangan.
Meski kini Noka sudah ‘membuka diri’ terhadap pasar, namun pasar tetaplah pasar; tempat yang selalu ramai. Kecenderungan terhadap hal-hal yang baru kini menjadi kebutuhan. Jikalau tetap begitu, aksi menuntut keadilan akan terus terjadi. Taksi konvensional perlu segera berevolusi menjadi Taksi Konvensi online . Atau jika tidak malah akan menjadi taksi merek Nokia.
* Penulis adalah mahasiswa Sejarah dan Kebudayaan Islam, Fakultas Adab dan Humaniora angkatan 2011 UIN Jakarta

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Wirausaha Berawal dari Kampus
Next post Career Development Centre : Urgensi Mahasiswa Masa Kini