Mahasiswa FKIK Tolak Kebijakan Parkir

Read Time:1 Minute, 27 Second
Kebijakan pengelolaan parkir baru Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang dikelola Gerbang Berkah (GB) Parkingmendapat kecaman dari berbagai pihak mahasiswa. Sebelumnya, penolakan mahasiswa berupa demonstrasi sudah dilakukan di kampus satu. Kali ini, muncul petisi dan survei terkait penolakan sistem parkir yang disebar mahasiswa Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK), Rabu (13/4) lalu.
Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) FKIK Fakhrul Firdaus menyatakan, penolakan ini muncul karena tak adanya sosialisasi yang jelas dari pihak Dekanat FKIK. Sehari sebelumnya, mahasiswa FKIK terkejut akan operasi Pihak GB Parking yang memulai penarikan dana parkir di gerbang masuk FKIK. “Melihat kejadian tadi, perwakilan mahasiswa Senat Mahasiswa (Sema), Dema, dan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) FKIK berkumpul untuk membuat petisi ini,” jelasnya, Selasa (19/4).
Ia bercerita, alasan mereka membuat petisi lantaran melihat penolakan aksi yang tak efektif. Di kampus satu misalnya, demonstrasi yang dilakukan organisasi mahasiswa tak ditanggapi serius pihak rektorat. Dari sinilah, ia  membuat penolakan melalui petisi dan kuosioner.
Selain itu, Fakhrul ingin memastikan bagaimana sikap mahasiswa FKIK terkait kebijakan pengelolaan parkir baru yang dilakukan GB Parking. Ia beralasan kesibukan mahasiswa FKIK menjadi kendala untuk melakukan aksi terkait penolakan kebijakan parkir. “Setelah petisinya kami buat di www.change.org, petisi tersebut sudah diisi 366 mahasiswa,” jelas mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat ini.
Melihat penolakan mahasiswa, Dekanat FKIK langsung mengadakan pertemuan untuk Sema, Dema, maupun HMPS di FKIK di sore harinya untuk meminta data dari petisi. Padahal, Fakhrul ingin agar petisi terisi lebih dari 366 mahasiswa dan mengumpulkannya keesokan harinya. Namun, pihak mahasiswa terpaksa mengumpulkan data seadanya.
Salah satu mahasiswi, Nur Lailatun Nimah menyetujui adanya petisi ini. Terlebih, penarikan dana sebesar seribu rupiah dinilai memberatkan mahasiswa. “Buat apa punya satpam banyak? Buang-buang uang,” keluh mahasiswi Jurusan Ilmu Keperawatan ini, Rabu (20/4).

Dicky Prastya

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Career Development Centre : Urgensi Mahasiswa Masa Kini
Next post Keamanan Parkir Belum Terjamin