Kau mengumpat pada rapuhnya seorang hawa
Menghempaskan tumpukkan kotak kaca
Di atas nyala lilin yang mulai meredup
Di telan dingin yang lapar
Kau menggeram kasar
Pada timbunan kertas yang berserakan
Melempar segala padat pada kulit yang membiru
Dan menggigil di pojok ruangan
Masih sebuah makian kaulepas
Pada helaian rambut yang dengan kasarnya kaurontokkan
Dari sesosok tubuh kecil yang limbung
Di balik kegelapan, terisak
Adam, sebaiknya kau punya jawaban,
Mengapa kau lepas binatang liar dari dalam dirimu
Melupakan bahwa pada kelembutannya kau seringkali di belas kasihani
Laki-laki sejatinya berbisa pada egonya
Kecuali pada segolongan saja
Dimana hatinya masih manusia bukan hati serigala
* Penulis adalah mahasiswa semester 6 Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Average Rating