Belajar Astronomi Tak Harus Mahal

Read Time:3 Minute, 10 Second
Tak sedikit masyarakat yang menganggap belajar ilmu astronomi membutuhkan biaya mahal. Kehadiran HAAJ diharapkan mampu menghapus stigma tersebut.
Masyarakat Indonesia  masih banyak yang belum mengenal ilmu astronomi. Permasalahan itu disebabkan adanya anggapan mempelajari ilmu astronomi membutuhkan biaya yang tak sedikit. Sehingga membuat masyarakat enggan untuk mempelajarinya. Sedangkan bagi masyarakat yang telah mengetahui  ilmu astronomi, mereka masih terkendala  fasilitas  yang tak tersedia.
Beranjak dari keadaan tersebut, pada 21 April  1984 Darsa Sukartadiredja mendirikan klub astronomi bernama Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ). Saat itu, ia menjabat sebagai Kepala Planetarium dan Observatorium Jakarta. Selain itu, HAAJ juga didirikan sebagai sarana untuk masyarakat yang berminat dalam bidang astronomi.
Komunitas yang terbentuk karena keresahan seorang pencinta astronomi ini bertujuan untuk memopulerkan astronomi kepada masyarakat umum. Ketua HAAJ, Indra Firdaus menjelaskan, sebelumnya  ketertarikan masyarakat terhadap astronomi tergolong minim. Oleh karena itu, komunitas yang menjalani aktivitas sehari-hari di Planetarium dan Observatorium Jakarta ini mencoba merangkul seluruh elemen masyarakat, seperti pegawai, masyarakat umum, siswa, dan mahasiswa. Lebih lanjut, Indra saapaan akrabnya menambahkan, seharusnya pemerintah juga ikut andil dalam mengenalkan astronomi kepada khalayak umum. “Untuk dapat mencapai visi tersebut dibutuhkan kerjasama dengan semua elemen masyarakat” ungkapnya, Selasa (13/9).
Ragam kegiatan tentang astronomi dilakukan HAAJ demi mempromosikan astronomi di Indonesia. Tiap tahun HAAJ mempunyai dua program kerja utama yaitu kegiatan rutin dan non-rutin. Kegiatan ini biasanya dimulai dari Januari hingga Desember.
Kegiatan rutin HAAJ terbagi menjadi tiga macam. Pertama, pertemuan dwi mingguan yang dilaksanakan setiap Sabtu. Kegiatan yang dilaksanakan dua minggu sekali ini berupa diskusi mengenai tata surya dengan segala kemisteriusannya. Tema diskusi pun berbeda-beda di tiap pertemuan, seperti tata surya: apa kabar pluto?, alien: fakta atau ilusi, dan kandungan kimia dalam alam semesta. Saat diskusi, HAAJ turut menghadirkan pembicara dari kalangan dosen dan akademisi. Terkadang pemateri diisi oleh salah satu pengurus HAAJ.   
Selain berdiskusi, kegiatan rutin HAAJ lainnya ialah Star Party. Para peserta yang ikut dalam kegiatan ini dapat melihat galaksi mengunakan teleskop. Star Party sebagai praktik langsung dari berbagai materi tentang astronomi yang telah didiskusikan sebelumnya. Selama 2016,  star party dilakukan sebanyak lima kali di daerah Bogor dan Jakarta. Kegiatan ini diharapkan mampu membuka wawasan peserta tentang ilmu antariksa. “Agar anggota HAAJ lebih serius menggeluti ilmu astronomi,” kata Indra.
Selanjutnya, kegiatan rutin HAAJ yang ketiga adalah astro party. Kegiatan ini berbentuk talk show, pameran, dan pemutaran film bertemakan astronomi yang dilaksanakan sekali dalam setahun. Astro party dilaksanakan di pusat kebudayaan negara asing yang berada di Jakarta. Tahun ini Astro Party diselengarakan pada 30 Juli 2016 bertempat di Pusat Kebudayaan Amerika, Jakarta dan terbuka untuk masyarakat umum.
Di samping kegiatan rutin,  Indra mengatakan HAAJ juga memiliki kegiatan non-rutin yang dilakukan dalam bentuk berbagai acara khusus, misalnya Global Astronomy Month, World Space Week, International Observe the Moon Night dan Observasi Gerhana Matahari Total. “Kegiatan ini untuk astronomi” jelasnya.
Untuk melancarkan kegiatannya, HAAJ mencari dana dengan berjualan pernak-pernik khas astronomi seperti baju, jaket, dan majalah astronomi. HAAJ juga mendapat bayaran karena  diundang sekolah, kampus, dan instansi untuk melaksanakan star party. Selain itu, HAAJ pun menerima donasi dari para relawan.
Hingga kini, HAAJ telah memiliki ribuan anggota yang tersebar di daerah Jabodetabek. Namun, saat ini hanya 50 orang yang aktif. Lebih lanjut Indra menjelaskankan untuk menjadi anggota HAAJ peserta harus  ikut enam kali diskusi dwi minnguan dan satu kali star party untuk umum. Selain itu, HAAJ juga menyediakan website www.penjelahangkasa.com yang berisi seputar kegiatan HAAJ.
Salah satu anggota HAAJ Muhammad Rayhan mengaku bahagia bisa bergabung. Ia menjelaskan kesenangan itu karena bisa berkumpul dengan orang yang memiliki kesamaan hobi. Lebih lanjut, sarjana lulusan Jurusan Aqidah Filsafat menambahkan dengan bergabung di HAAJ ia menjadi mengerti tentang dunia antariksa. “Kami diajari tentang ilmu astronomi dan membuat orang lain agar mencintai astronomi,” ungkap Rayhan, Jumat (16/9).

Zainuddin Lubis

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Efek Buruk Budaya Kultus
Next post Benarkah Kita Sudah Berpikir Adil?