Read Time:1 Minute, 50 Second
Menyikapi situasi terkini terkait kondisi bangsa yang rentan terhadap perpecahan dan konflik,Senat Mahasiswa (Sema) dan Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menyatakan sikapnya melalui konferensi pers. Bahwasannya Sema dan Dema UIN Jakarta mendukung keutuhan Negara Republik Indonesia (NKRI).
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dema UIN Jakarta Ahmad Bun Yani mengatakan, Bhineka Tunggal Ika bukan hanya sebatas slogan. Tetapi juga identitas bangsa yang perlu dijaga dan diwujudkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Lanjutnya, persoalan yang mengancam keutuhan NKRI perlu diselesaikan dan ditindak tegas pelakunya. “Tindak tegas persoalan yang memecah NKRI,” tutur Abun sapaan akrabnya, Kamis (01/12).
Dalam kesempatan yang sama Ketua Sema UIN Jakarta Abdul Wahid Hasyim mengatakan para pejuang yang melawan kolonialisme juga datang dari berbagai latar belakang yang berbeda. Akan tetapi tujuan mereka satu yakni membebaskan Indonesia dari para penjajah. “Mereka (para pejuang) melepaskan identitas dan perbedaannya”, kata Wahid saat konferensi pers di depan Sekretariat Dema UIN Jakarta, Kamis (01/12).
Sebagai bentuk nyata untuk menjaga keutuhan NKRI, Sema dan Dema UIN Jakarta mengimbau kepada pemimpindan ulama untuk bersatu dan bergotong-royong menjaga keutuhan NKRI dengan cara saling memberikan pemahaman kepada rakyat akan pentingnya persatuan. Selain itu, Ketua Dema UIN Jakarta Ahmad Al Darda juga mengatakan konferensi pers ini juga termasuk wujud Sema dan Dema mendukung keutuhan NKRI.
Dalam konferensi pers itu juga, Sema dan Dema UIN Jakarta menegaskan, persoalan dugaan penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahja Purnama sudah selayaknya diproses dan diselesaikan oleh penegak hukum. Lebih lanjut Sema dan Dema UIN Jakarta menilai konflik tersebut merupakan gambaran karena adanya perbedaan latar belakang masyarakat Indonesia.
Kemudian, menjawab pertanyaan terkait aksi damai 2 November 2016, Sema dan Dema UIN Jakarta tidak memberikan instruksi kepada para mahasiswa untuk mengikutinya. “Secara lembaga kami tidak menginstruksikan ikut aksi damai 2 November. Itu dikembalikan kepada mahasiswa masing-masing,” tutup Wahid.
Salah seorang mahasiswa yang menyaksikan konferensi pers Rohman Taufik menilai sikap yang ditujukan Sema dan Dema UIN Jakarta terkait aksi damai 2 November 2016 terkesan cari aman. “Seharusnya Sema dan Dema menentukan sikap yang jelas iya atau tidak. Meskipun nanti banyak yang mendukung dan menolak, itu hal yang lumrah dalam sebuah keputusan,” jelasnya Kamis (01/12).
MU
Average Rating