Judul : Aisyah Biarkan Kami Bersaudara Sutradara : Herwin Novianto Tahun rilis : 19 Mei 2016 Durasi : 90 menit Genre : Drama
Memiliki keinginan mewujudkan impian sang ayah agar ilmu pengetahuannya dapat bermanfaat bagi sesama menjadi alasan kuat Aisyah (Laudya Cinthya Bella) pergi meninggalkan kampung halaman. Aisyah, seorang gadis berhijab yang memiliki cita-cita menjadi seorang guru. Ia dibesarkan dalam keluarga yang kental dengan ajaran Islam.
Sedari kecil, Aisyah telah tinggal di Desa Ciwidey, Jawa Barat. Desa yang asri dengan hamparan kebuh teh hijau ini menjadi saksi bisu perjalanan hidup Aisyah dengan keluarga tercintanya. Akan tetapi, sepeninggal ayahandanya beberapa tahun silam. Kini, Aisyah hanya tinggal bersama ibu (Lidya Kandau) dan adik lelakinya.
Setelah lulus dari perguruan tinggi, Aisyah berkeinginan untuk segera mengajar disebuah lembaga pendidikan. Bak gayung bersambut, akhirnya ia pun mendapatkan tawaran mengajar di Kota Atambua, Dusun Derok Nusa Tenggara Timur (NTT). Sayangnya kegembiraan Aisyah tidak berlangsug lama, kala itu ia justru dilanda kebingungan dengan ajakan mengajar tersebut.
Sebab, sejak sang ibunda mengetahui Aisyah akan mengajar jauh dari kampung halaman. Disaat itulah ia tidak diperbolehkan mengajar di Atambua. Tidak ingin jauh dari anak perempuan kesayangannya ini, terlebih Ibunda khawatir lantaran mayoritas penduduk Atambua beragama non muslim merupakan faktor penyebab Ibunda Aisyah tak kunjung mengizinkannya pergi mengajar.
Walaupun begitu, ia memutuskan tetap pergi ke NTT. Keteguhan Aisyah tersebut dilandasi oleh kepeduliannya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah terpencil yang kurang diperhatikan pemerintah itu. Setibanya di Derok, Aisyah mendapatkan sambutan hangat dari penduduk Derok.
Namun, Aisyah sempat khawatir saat ia tiba di Derok. Pasalnya, penduduk setempat mengira Aisyah sebagai Suster Maria sebab ia memakai jilbab. Meski demikian, penduduk Derok bersikap baik terhadap Aisyah dengan selalu menyediakan makanan halal baginya.
Di sisi lain, musim kemarau yang melanda Derok menambah panasnya suhu udara di daerah yang tandus tersebut. Untuk sekadar memasak air saja, penduduk di sana harus menempuh perjalanan berkilo-kilo meter sembari memikul dua wadah air menuju sumber air yang biasa didatangi warga.
Di Derok, Aisyah mengajar di sebuah Sekolah Dasar berdinding anyaman bambu dengan alas tanah liat. Di daerah terpencil yang belum mendapatkan aliran listrik dan jaringan internet ini, Aisyah dihadapkan dengan banyaknya perbedaaan suku, ras, dan agama.
Perjumpaan awal Aisyah dengan anak didiknya tak selalu berkesan baik. Siang itu, saat tiba di kelas, ia terkejut kala salah satu muridnya yang bernama Lordis Defam pergi keluar dan mengajak teman-temannya untuk meninggalkan pelajaran Aisyah. Melihat perilaku Lordis membuat Aisyah resah. Hingga akhirnya ia tahu dari kepala dusun bahwa Lordis merupakan sosok yang tumbuh dari keluarga broken home.
Semenjak orang tuanya pergi merantau dan tak kunjung pulang, ia tinggal bersama pamannya yang kasar dan enggan bersosialisasi dengan masyarakat. Mengetahui hal tersebut, Aisyah berusaha untuk merubah pandangan Lordis terhadap dirinya. Ia memberikan pengertian kepada Lordis hingga meluluhkan keras hatinya Lordis.
Film ini berdasarkan kisah nyata kehidupan seorang guru yang berjuang dalam keterbatasan di sebuah desa terpencil di NTT. Herwin Novianto sebagai sutradara film Aisyah Biarkan Kami Bersaudara ingin menggambarkan kehidupan pedesaan yang dipenuhi dengan ragam suku di Indonesia. Dalam film yang berdurasi 90 menit ini mengajarkan kita untuk selalu menghargai berbagai macam perbedaan keyakinan di masyarakat.
Judul Film: Sheriff: Narko IntegritiTanggal rilis: 23 April 2024Genre: Laga dan MisteriDurasi: 2 jam 13 menitSutradara: Syafiq YusofSkor: 6,9/10 IMDb...
Average Rating