Read Time:3 Minute, 16 Second
|
Sumber: Merdeka.com |
Hari ini 21 Mei 2017 tepat 19 tahun reformasi. Peristiwa reformasi di awali dengan aksi Mei 1998. Peristiwa1998 bersejarah bagi Indonesia. Pada waktu itu pelbagai aksi unjuk rasa mewarnai pelbagai daerah. Tua, muda, anak-anak, dan orang dewasa turun ke jalan. Reformasimenjadi isu yang digaungkan. Masyarakat dan mahasiswa berpangku tangan. Kala itu satu tuntutan tehembus yakni turunkan Soeharto dari kursi kepresidenan.
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta—dulu Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta—merupakan salah satu universitas yang terlibat aktif dalamgerakan Mei 1998. Salah satu aktivis dan saksi hidup peristiwa Mei 1998 Andikey Kristianto mengungkapkan bahwa sering melakukan aksi di sekitar IAIN Jakarta. Pelbagai forum diskusi pun membicarakan tentang isu nasional itu. Pendeknya situasi politik, ekonomi, dan sosial menjadi bahasan yang mewarnai kehidupan kampus.
Lebih lanjut, menurut Andi peristiwa demonstrasi itu terjadi di lingkungan kampus awal Maret 1998. Para aktivis Ciputat kala itu membuat perkumpulan yang berisi organisasi internal kampus, organisasi ekstra dan organisasi daerah yang disebut Forum Komunikasi Mahasiswa Ciputat (FKMC). FKMC menjadi wadah konsolidasi demonstrasi pada saat itu. Sayang, keikutsertaan IAIN Jakarta dalam aksi besar reformasi tidak banyak diketahui publik.” keberadaannya jarang diliput oleh media sehingga tidak dketahui publik,” tutur Andikey, Kamis (18/05).
Ditemui di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senayan, aktivis Mei 1998 TB. Ace Hasan Sazily menerangkan penyebab unjuk rasa adalah sistem orde baru yang melahirkan pemimpin otoriter. Selain itu, keadaan diperburuk denga perekonomian Indonesia yangmengalami krisis moneter pada 1997. Krisis itu berimbas kenaikan harga makanan pokok begitu tinggi. Konon, penderitaan inimenjadi pelopor tuntutan para mahasiswa IAIN Jakarta kepada pemerintah orde baru.
Lebih lanjut, Tb Ace menceritakan bahwa aksi demontrasi mahasiswa IAIN bukan hanya pada Mei 1998. Jauh sebelumnya, di tahun 1994 misalnya, mahasiswa IAIN Jakarta sudah aktif membangun kekuatan massa. Membangun jaringan dengan kampus lain menjadi langkah jitu yang ditempuh guna menyolidkan massa aksi.
Menurut Tb. Ace kala itu sangat mudah mengajak kampus lain. Pasalnya, para mahasiswa menilai kebijakan pemerintah saat itu jauh dari makna demokrasi. Kondisi ini pula yang menyatukan ideologi dalam sebuah gerakan mahasiswa. “Saya dan beberapa teman kampus lain menggalang kekuatan mengkritisi kebijakan pemerintah orde baru,” tuturnya, Kamis (18/05).
Secara terpisah, aktivis 1998 lainnya, Ray Rangkuti mengatakan dirinya dan mahasiswa lain geram. Pasalnya aksi unjuk rasa yang terjadi di lingkungan kampus pada awal maret 1998 tak mendapat respons pemerintah. Pada akhirnya mahasiswa memutuskan bergerak ke Gedung DPR untuk menyampaikan tuntutan.
Menurut Direktur Lingkar Madani ini, mahasiswa IAIN Jakarta yang pertama kali menduduki Gedung DPR RI. Peristiwa bersejarah itu terjadi Senin, 18 Mei yang diikuti ratusan mahasiswa. Aksi itu didukung masyarakat dan dosen dengan memberikan demonstran bantuan moril dan materil.
Aksi menduduki gedung DPR diawali oleh pihak rektorat IAIN Jakarta. Kala itu, pihak rektorat mengirimkan surat ditandatangani langsung oleh penjabat rektor sementara, Profesor Azyumardi Azra. Surat itu berisi tuntutan agar Soehartomengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden RI . “Pada 17 Mei malam diadakan rapat FKMC bersama pihak rektorat bahwa besok (18 Mei) sivitas akademika IAIN Jakarta harus turun ke DPR,” ungkapnya, Jum’at (19/05).
Keesokan harinya, bentrok yang masif tak terelakkan sebelum menduduki Gedung DPR. Meskipun begitu, bentrok itu tidak memakan korban jiwa. Hanya saja terdapat beberapa orang yang mengalami luka-luka.“Tiga dari polisi dan lima dari mahasiswa,” ujar Ray Rangkuti.
Mixil Mina Munir aktivis 1998 pun turut memberikan kesaksikan mengenang peristiwa runtuhnya ode baru tersebut. Menurut Mixil saat aksi mahasiswa IAIN Jakarta memakai jaket almamater yang masih berwarna hijau. “Sebagai ciri khas dalam menduduki Gedung DPR,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Mixil menerangkan, selama empat hari Ia danmahasiswa lainnya menduduki Gedung DPR demi mewujudkan tuntutan. Puncaknya Kamis, 21 Mei Soeharto secara resmi mengundurkan diri sebagai presiden. Kemudian, Mixil bercerita kala itu tugas mahasiwa mengawasi proses transisi pasca tumbangnya rezim orde baru tersebut agar tak diselewengkan. “SetelahSoeharto jatuh, tugas mahasiswa mengawal proses transisi,” pungkasnya, Jumat (19/05).
NN, HS, IM
Happy
0
0 %
Sad
0
0 %
Excited
0
0 %
Sleepy
0
0 %
Angry
0
0 %
Surprise
0
0 %
Average Rating