Read Time:2 Minute, 13 Second
Biaya kegiatan pendidikan yang mahal serta bentuk pembelajaran yang beragam membuat mahasiswa harus mencari alternatif jalan keluar. Membuka jasa check-up kesehatan menjadi salah satu jalan yang ditempuh.
Meningkatnya problematika di masyarakat dalam bidang pendidikan, kesehatan dan sosial, secara tidak langsung menuntut mahasiswa untuk lebih kreatif dalam menggelar kegiatan. Mahasiswa yang disebut-sebut sebagai agen perubahan harus berinovasi agar kegiatan tepat sasaran sesuai kebutuhan masyarakat.
Hal inilah yang melatarbelakangi mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar kegiatan cek kesehatan bagi masyarakat. Meskipun berasal dari organisasi yang berbeda, kesamana tujuan telah mempersatukan mahasiswa dalam satu wadah kegiatan sosial tersebut.
Ketua Jurusan Farmasi Rinaldi Nur Ibrahim mengatakan, masyarakat kurang memiliki pengetahuan dalam bidang kesehatan. Melihat fakta tersebut, Inal (sapaan akrabnya) bersama mahasiswa lain menggelar kegiatan cek kesehatan tersebut. “Disamping menjalankan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi,” ujar Inal, Rabu (7/2).
Sambil menyelam minum air. Peribahasa itu tampaknya dipraktikkan betul oleh Inal dan kawan-kawannya. Pasalnya, selain menjadi sarana untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya hidup sehat, masyarakat yang memanfaatkan jasanya akandimintai biaya.
Inal menceritakan bahwa dana hasil kegiatan tersebut digunakan untuk menutupi kekurangan biaya kunjungan akademis Jurusan Farmasi ke industri farmasi di dalam maupun di luar negeri. Tak hanya itu, dana pun dialokasikan untuk mengadakan bakti sosial yang diadakan setiap Ramadhan.
Hal senada diungkapkan oleh Ketua UIN Syahid Medical Rescue (USMR) Muhammad Ilmul Yaqin Amha. Ia mengatakan banyak manfaat dari kegiatan tersebut. Selain membantu masyarakat memeriksakan kesehatannya, kegiatan ini juga menjadi sarana praktik mahasiswa FKIK. “Untuk menambah edukasi,” tutur Ilmul (panggilan akrabnya), Selasa (6/2).
Amha menambahkan dana hasil dari kegiatan pun di alokasikan untuk bakti sosial yang rutin diadakan minimal dua kali setahun. Seperti khitanan massal dan pemeriksaan Inspeksi Visual Asama Asetat (IVA). Biasanya, lanjut Ilmul adanya kegiatan berdasarkan maraknya gejala yang sedang merebak.
Community of Santri Scholars of Ministry of Religius Affairs (CSSMoRA) pun tak ingin ketinggalan meramaikan penyelenggaraan cek kesehatan. Ketua CSSMoRA, Syarif Pujiantoro menuturkan bahwasanya tujuan dari dibentuknya kegiatan ini ialah untuk memenuhi kebutuhan finansial organisasi.
Salah seorang pasien, Mochamad Thoriq Assegaf Al-Ayyubi, mengaku pihak penyelenggara yang masih muda menjadi daya tarik sendiri untuknya. “Saya malu kalau ke rumah sakit. Kalau disini tidak, karena petugasnya sepantaran,” ujar Thoriq, Jumat (9/2). Hal inilah yang membuatnya malas pergi kerumah sakit. “Petugas di sini pun sangat terampil dan bersahabat,” tuturnya lewat Line.
Menananggapi maraknya mahasiswa membuka jasa cek kesehatan, Dekan FKIK, Arief Sumantri memberikan tanggapan positif. Menurutnya hal tersebut sebagai sarana pengenalan dini profesi kesehatan, sehingga mahasiswa tahu kondisi lapangan. Lebih lanjut, Ia berharap agar kegiatan ini dapat berkesinambungan dan kedepannya dapat menjangkau daerah-daerah lain. “Tidak hanya sekitar kampus,” tutup Arief, Selasa (13/2).
Nurlely Dhamayanti
Average Rating