Read Time:2 Minute, 10 Second
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta terus meningkatkan sarana dan prasarana yang ada. Rencana strategis (Renstra) pun digaungkan demi mewujudkan kampus bertaraf internasional. Renstra tersebut dimuli sejak masa kepemimpinan Komaruddin Hidayat, kemudian diteruskan Dede Rosyada selaku Rektor periode 2014—2019.
Komaruddin Hidayat menyiapkan master plan yang berfokus pada pembangunan. Terealisasi bertahap, Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) resmi berpisah dari gedung Fakultas Syariah dan Hukum tahun lalu. Setelah tertunda satu tahun, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) pun menempati gedung barunya pada tahun ajaran 2018 ini.
Pemindahan FEB ke gedung baru yang diresmikan pada 26 Juni 2018 bukanlah tanpa alasan. Dekan FEB Arief Mufraini mengatakan, besarnya minat calon mahasiswa baru (maba) menjadi alasan pemindahan tersebut. Hal itu berdampak pada jadwal kuliah yang dipadatkan hingga pukul 6 sore. “Dengan pembangunan gedung baru, perkuliahan di FEB kini berakhir pukul 4 sore,” ujar Arief Mufraini, Senin (17/9).
Kuota penerimaan maba pun bertambah. Sebelumnya, FEB menerima lima ratus maba. Tahun ini, maba meningkat hingga enam ratus lebih. “Demi menampung lebih banyak peminat FEB yang berjumlah besar,” lanjut Arief Mufraini.
Semenjak FEB pindah ke gedung baru, gedung lama FEB dibagi penggunaannya oleh dua fakultas. Dari enam lantai yang ada, lantai 2 sampai 4 dikhususkan untuk program magister dan doktor FEB. Penggunaannya mulai dari ruang kelas hingga leading room dan ruang kerja untuk program doktor.
Sisanya, lantai 5 sampai 7, resmi diambil alih oleh Fakultas Sains dan Teknologi (FST) setelah melakukan permohonan pengambilalihan kepada rektor. Dekan FST Agus Salim menuturkan, setelah mendapat izin dari rektor, kemudian disetujui Biro Admnistrasi Umum dan Kepegawaian. “Jadi, untuk menanggulangi kekurangan kelas, kami tak lagi menggunakan gedung lama FAH,” ujar Agus Salim, Senin (24/9).
Keberadaan gedung baru FEB juga membawa angin segar bagi Program Studi (Prodi) Teknik Pertambangan. Prodi yang kurang lebih tiga tahun menjalankan perkuliahannya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, kini dapat menyatu dengan fakultasnya sendiri, FST. Namun, hingga kini, perpustakaan lama FEB belum selesai dirombak menjadi tiga kelas sehingga harus diungsikan ke lantai 4 gedung lama FEB. “Sampai pembuatan kelas untuk Prodi Pertambangan di lantai 7 rampung,” lanjut Agus Salim.
Berdasarkan Buku Pedoman Penatausahaan Barang Milik Negara di lingkungan UIN Jakarta, prasarana dan sarana wajib ditata kelola secara efektif dan akuntabel. Kepala Bagian Umum UIN Jakarta Encep Dimyati mengatakan, kelas-kelas yang ada harus digunakan semaksimal mungkin. Maka dari itu, pengalihfungsian tersebut diharapkan dapat berjalan sesuai peraturan yang ada.
Tak hanya itu, dirinya juga mengatakan pemberian ruang kelas kepada FST harus dimanfaatkan dengan baik. Penggunaan kelas oleh program magister dan doktor FEB juga sama halnya. “Karena masih ada fakultas yang mengeluh kekurangan kelas,” pungkas Encep Dimyati, Selasa (18/9).
MSSM
Average Rating