Urbanisme dalam Konsep Pernikahan

Urbanisme dalam Konsep Pernikahan

Read Time:3 Minute, 0 Second
Urbanisme dalam Konsep Pernikahan

Kesan glamor dan tradisional berpadu dalam konsep pernikahan. Konsep tersebut ditargetkan dapat menggaet generasi milenial.
Tren pernikahan yang selalu berubah setiap tahunnya memberikan kesempatan bagi para Wedding Organizer atau penyedia jasa konsep pernikahan. Mereka dituntut untuk menawarkan sesuatu yang baru bagi para calon pelanggannya. Jakarta Wedding Festival (JWF) 2019 menjadi salah satu sarana bagi para vendor pernikahan untuk menjajakan produknya. 
JWF 2019 digelar di Jakarta Convention Center (JCC) pada 26-28 Juli lalu, dan menghadirkan sekitar 500 vendor pernikahan dari berbagai kategori, seperti dekorasi, hotel dan venue, katering, gaun pernikahan, perhiasan, destinasi bulan madu, dan masih banyak lagi. Di JWF para calon pengantin bisa mendapatkan berbagai inspirasi dan vendor kebutuhan pernikahan mereka, sesuai dengan konsep dan biaya yang sudah mereka persiapkan. 
Komunitas pernikahan terbesar di Indonesia Weddingku telah berperan sebagai penyelenggara dalam pameran yang telah berlangsung selama 16 tahun ini. Pada perhelatan JWF kali ini mereka menggaet PT Dyandra Promosindo sebagai partner penyelenggara. Pameran ini juga diklaimnya sebagai yang terbesar di Indonesia.
Manager Operasional PT Dyandra Promosindo Marga Anggrianto menjelaskan bahwa pangsa pasar penyedia jasa pernikahan selalu memiliki pasar yang potensial, pasalnya vendor-vendor pernikahan selalu dibutuhkan setiap tahunnya. Selain itu, pertumbuhan ekonomi negara ditambah dengan Pajak Domestik Bruto (PDB) yang cenderung naik juga diyakini akan memperluas pangsa pasar vendor-vendor pernikahan. “Pangsa pasar wedding itu tidak akan pernah mati, karena pasti daya serapnya ada,” ungkap Marga.
Dengan mengusung konsep urban, JWF kali ini diharapkan bisa memberikan daya tarik bagi para calon pengantin muda di kisaran usia 21 hingga 30 tahun. Marga menegaskan, konsep urban merupakan penggabungan antara unsur tradisional dan modern yang tidak hanya menimbulkan kesan glamor, namun juga menimbulkan kesan eksotisme karena perpaduan nuansa tradisional. Marga menambahkan, “Urban itu tema yang cocok untuk anak muda,” ujarnya ketika diwawancarai Minggu (28/7) lalu.
Ketika memasuki pintu utama, pengunjung langsung disodorkan dengan nuansa glamor yang menghiasi seisi venue JCC. Mulanya pengunjung disambut dengan hiasan mobil klasik yang terpampang di lobi utama, pengunjung juga disuguhkan dengan untaian kata-kata romantis dan karangan bunga yang menghiasi venue acara. setelah itu pengunjung dapat memasuki stage yang di dalamnya terdapat banyak sekali vendor pernikahan yang siap menawarkan jasanya. 
Sepanjang menyusuri pameran, pengunjung akan ditawarkan dengan produk-produk dari vendor pernikahan yang menjajakan brosurnya kepada pengunjung yang lewat. Harga produk maupun jasa yang ditawarkan juga bervariatif, mulai dari jutaan hingga ratusan juta rupiah. Pengunjung juga memiliki kesempatan untuk mendapatkan doorprize yang disediakan panitia penyelenggara, beberapa di antaranya adalah 1 unit mobil mewah, perhiasan, sepeda motor, hingga ponsel pintar. 
Untuk memasuki pameran ini, pengunjung diharuskan membeli tiket seharga Rp 25 ribu yang dapat dibeli secara online maupun secara langsung di loket pembelian. Tiket tersebut berlaku selama penyelenggaraan acara, yakni selama tiga hari terhitung dari 26 hingga 28 Juli. Chief Operating Officer (COO) Weddingku Reza Paramita menargetkan 100 ribu pengunjung pada pameran pernikahan terbesar di Indonesia ini. “Tahun lalu 80 ribu pengunjung, tahun ini target 100 ribu pengunjung,” jelas Reza.
Salah satu stage yang paling banyak dikunjungi adalah vendor katering, karena selain dapat memilih berbagai penyedia jasa katering di sana, pengunjung juga dapat mencicipi makanan dan minuman yang mereka sajikan secara cuma-cuma. Beberapa pengunjung tampak antusias dalam pameran ini. Ada yang berkonsultasi dengan vendor penyedia jasa, ada pula yang sekadar berswafoto ria dengan ornamen-ornamen yang menghiasi venue acara.
Para pengunjung yang hadir pun berasal dari berbagai kalangan, mulai dari pasangan muda-mudi hingga orang tua yang hendak bertransaksi untuk keperluan pernikahan anaknya. Delia salah satu pengunjung mengutarakan antusiasmenya selama mengunjungi pameran. “Senang sekali bisa ke sini, hiasan-hiasannya bagus, bisa mencicipi makanan gratis juga,” ujar Delia ketika diwawancarai Minggu (28/7) lalu.
MAF

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Anak menjadi sasaran sosial media Previous post Anak menjadi sasaran sosial media
Waste Ranger: Kelola Sampah Menjadi Berkah Next post Waste Ranger: Kelola Sampah Menjadi Berkah