Mobile AIS Tak Praktis

Mobile AIS Tak Praktis

Read Time:2 Minute, 17 Second

Mobile AIS Tak Praktis
Mobile AIS seharusnya memberikan kemudahan kepada penggunanya. Minim pengembangan, kemudahan tersebut tak kunjung terwujud.
Academic Information System (AIS) menjadi suatu kebutuhan bagi setiap Dosen dan Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta untuk melangsungkan berbagai kegiatan akademik. AIS dapat diakses melalui situs web ais.uinjkt.ac.id untuk perihal Kartu Rencana Studi (KRS), Kartu Hasil Studi, Kuliah Kerja Nyata, beasiswa, wisuda, dan sebagainya.
Kini, berkembangnya platform Android di era digital membuat aplikasi mobile kian menjadi tren khususnya di kalangan mahasiswa. Tak terkecuali Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (Pustipanda) yang merilis Mobile AIS for Students untuk perangkat Android pada November 2018. Walau jumlah unduhan Mobile AIS sudah mencapai 10.000 di Playstore, beberapa mahasiswa masih ragu akan kebergunaannya dibanding dengan situs web AIS.
Seperti yang dialami oleh Mahasiswa Ilmu Alquran dan Tafsir Semester 5 Ardahman, ia bahkan tidak dapat mengisi KRS melalui Mobile AIS. “Sama saja tidak ada fungsinya, hanya untuk lihat nilai dan jadwal,” ujar Ardahman, Rabu (9/10). Tak hanya berpendapat mengenai fitur, Ardahman pun menyayangkan tampilan Mobile AIS yang terlalu sederhana.
Hal tersebut selaras dengan pendapat Muhammad Faturrahman, Mahasiswa Manajemen Semester 7. Fatur mengatakan, ia kurang nyaman menggunakan Mobile AIS karena User Experience (UX) yang belum optimal. “Tampilan dan cara pakainya nggakbanget,” pungkasnya, Rabu (9/10).
Sehubungan dengan UX, User Interface (UI) juga menjadi hal yang perlu diperhatikan dari Mobile AIS. Seperti yang dialami oleh Mahasiswi Sistem Informasi Semester 7 Lega Adilawati, UI Mobile AIS terkadang masih membingungkan. Pemilihan warna aplikasi pun ia nilai tertalu monoton. “Perlu diteliti lagi kebergunaannya, sudah memenuhi kebutuhan mahasiswa atau belum,” tambah Lega, Kamis (10/9).
Tanggapan juga datang dari Mahasiswa Sistem Informasi Semester 7 Ananda Vickry Pratama. Ia menilai Pustipanda tidak mengetahui kebutuhan mahasiswa atas Mobile AIS dan belum jelas ditujukan untuk apa, menimbang fitur situs web AIS yang lebih lengkap. Ananda pun mengatakan, pembuatan Mobile AIS terkesan ‘asal jadi saja’. Terlebih lagi, tidak ada pembaharuan berjangka oleh Pustipanda. “Padahal, banyak bug system yang harus diperbaiki,” sesal Ananda, Selasa (8/9).
Kepala Pustipanda Muhammad Qomarul Huda pun mengakui pengembangan Mobile AIS yang belum optimal. Hal tersebut dikarenakan karena tidak adanya developer khusus untuk aplikasi mobile. Di samping dua puluh staf yang ada, hanya terdapat lima orang  programmer di Pustipanda. Jumlah tersebut Qomarul katakan sangat kurang melihat jumlah mahasiswa aktif yang mencapai 23.000 dan dosen serta karyawan yang mencapai 2.000.
Qomarul juga mengatakan, pihak Pustipanda sudah mengusulkan kepada pihak pimpinan agar lebih memperhatikan pengembangan teknologi informasi UIN Jakarta yang masih tertinggal jauh dengan kampus lain. Untuk memenuhi harapan-harapan pengguna terkait Mobile AIS, perlu ada keselarasan antara strategi bisnis dan manajemen dengan strategi teknologi informasi. “Agar semua pengguna teknologi informasi dapat dilayani,” pungkas Qomarul di Ruang Kepala Pustipanda, Rabu (9/10).

Muhammad Silvansyah Syahdi Muharram

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Fenomena Pendidikan Sarjana Kertas Previous post Fenomena Pendidikan Sarjana Kertas
Saksi Bisu Sumpah Pemuda Next post Saksi Bisu Sumpah Pemuda