Demi menunjang Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), dosen dan mahasiswa memanfaatkan berbagai media dalam jaringan (daring) seperti halnya aplikasi konferensi video. Zoommerupakan salah satu aplikasi penyedia konferensi video yang cukup populer semenjak Corona Virus Disease 2019 merebak di berbagai belahan bumi. Walau rumor buruk tentang Zoom sempat beredar di dunia maya, masih banyak orang menggunakannya sebab fitur yang disediakan cukup praktis.
Namun, terdapat beberapa fitur yang hanya bisa dinikmati pengguna Zoom premium seperti durasi konferensi yang tidak terbatas serta jumlah peserta yang lebih dari seratus orang.Untuk mendapatkannya, pengguna harus berlangganan dengan mengeluarkan biaya tertentu. Terlepas dari keterbatasan akses Zoom premium, tidak semua fakultas di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menyokong kebutuhan tersebut.
Salah satu fakultas yang menyediakan Zoom premium untuk perkuliahan adalah Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes). Mahasiswa Ilmu Keperawatan Muhammad Zaidan Yusuf mengaku, pihak jurusan dan fakultas menyediakan akses Zoom premium yang dapat dipinjam oleh mahasiswa guna mendukung perkuliahan. Ketua Angkatan Fikes 2020 tersebut menambahkan,kegiatan perkuliahannyamemang lebih dominan menggunakan Zoomdibanding aplikasi lainnya.
Prosedur peminjaman Zoom premium juga berbeda di setiap program studi. Di Ilmu Keperawatan, terdapat dosen yang menjadi penanggung jawab untuk menyediakan tautan Zoom yang akan digunakan. Sedangkan di Kesehatan Masyarakat, mahasiswa bisa menghubungi Tim Pelaksana Zoom melalui Whatsapp dengan menyertakan jadwal Zoom tersebut akan digunakan. Kemudian, Tim Pelaksana Zoom akan memberikan tautan Zoom yang akan dipakai.
Mahasiswa Fikes sangat terbantu dengan fasilitas Zoom yang disediakan oleh pihak jurusan. Di samping tidak harus mengeluarkan biaya pribadi untuk berlangganan Zoom premium, perkuliahan mereka pun menjadi lebih lancar. “Susah, sih, kalaumisalnya fakultas tidak menyediakan. Harus ganti room setiap batas waktunya sudah habis, jadi ribet,” ucap salah seorang Mahasiswi Kesehatan Masyarakat Nadia Juliani, Selasa (10/11).
Terdapat perbedaan di Fakultas Adab dan Humaniora (FAH). Menurut salah seorang mahasiswanya—Fahri Ashidiqi—ia harus berlangganan Zoom premium secara pribadi untuk digunakan pada perkuliahan daring sehari-hari. Menurut Fahri, Zoom memang memiliki fitur yang lebih baik. “Biaya yang saya keluarkan totalnya Rp175 ribu, sedangkan dari kelas kurang lebih Rp350 ribu,” jelasnya, Selasa (10/11).
Ketidakmerataan pengadaan Zoom premium oleh pihak fakultas membuat salah seorang Dosen FAH Fauziyyah Imma Rahmatillail harus mengakali keterbatasan Zoom dengan juga menggunakan Whatsapp. Ia mengaku, ialah masalah besar baginya jika hal tersebut terus berlanjut karena perkuliahan menjadi tidak efisien. “Butuh waktu yang tidak sedikit kalau harus berulang kali membuat tautan Zoombaru setiap waktunya sudah habis,” ujar Imma, Senin (9/11). Ia pun menambahkan, banyak dari mahasiswa sudah lebih familiar dengan Zoom dibandingkan Google Meet yang tidak memiliki batasan waktu meeting.
Ditolak Pihak Fakultas
Seorang Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Abudin Nata pernah mengusulkan pengadaan Zoom premium bagi tiap fakultas. Sayangnya, usulan tersebut kemudian ditolak. “Mungkin karena terlalu banyak kelas sehingga, jadi ada di luar kemampuan fakultas,” asumsi Abudin, Rabu (11/11). Ia menyebutkan, terdapat empat puluh hingga lima puluh kelas dalam satu hari di FITK.Abudin menilai bahwasanya sistem, sumber daya manusia, serta fasilitasnya kurang mendukung.
Terkait dengan adanya fakultas yang menyediakan akses Zoompremium, Abudin mengatakan bahwa hal tersebut disebabkan perbedaan Uang Kuliah Tunggal yang dibayarkan di tiap fakultas. Akan tetapi beliau menambahkan, pemerintah patut membantu fakultas yang memiliki kekurangan fasilitas tersebut.
MYH, GF, FR
Average Rating