Anggota Kelompok Pencinta Alam Arkadia mengadakan aksi untuk memperingati Hari Bumi Sedunia pada Kamis, 22 April 2021. Aksi ini dilakukan guna meningkatkan kepedulian masyarakat sekitar kampus mengenai masalah krisis lingkungan.
Dalam rangka memperingati Hari Bumi Sedunia yang jatuh pada tanggal 22 April 2021, sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Pencinta Alam Arkadia mengadakan aksi unjuk rasa di depan Kampus 1 dan 2 Universitas Negeri Islam (UIN) Jakarta, Kamis kemarin (22/4). Menurut Ketua Arkadia Diah Puji Astuti, aksi tersebut merupakan kegiatan rutin tahunan yang dilakukan dengan tujuan membuka pola pikir serta mengedukasi masyarakat sekitar UIN Jakarta mengenai krisis iklim.
Diah menambahkan bahwa krisis iklim merupakan masalah yang disorot dalam aksi tersebut. Menurutnya, perubahan iklim, pemanasan global, dan pencemaran limbah plastik merupakan permasalahan yang marak terjadi belakangan ini. Sehingga, aksi ini dilakukan untuk mengingatkan masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Selain itu, aksi ini juga dilakukan dengan tujuan untuk mengedukasi anggota Arkadia mengenai Hari Bumi Sedunia dan krisis iklim.
Aksi dimulai pada sore hari sekitar pukul 16.00 WIB. Peserta aksi berangkat dari Sekretariat Arkadia menuju Gedung Pascasarjana di Kampus 2 dengan berjalan kaki. Setelah sampai di depan Gedung Pascasarjana, salah satu peserta mulai membacakan puisi mengenai krisis iklim. Kemudian peserta aksi mengadakan long march dengan berjalan menuju Halte UIN Jakarta. Di sana mereka kembali menyampaikan orasi sekaligus penutup aksi. Aksi selesai pada pukul 17.00 WIB.
Dalam kegiatan kali ini, peserta melakukan aksi teatrikal dengan pembacaan puisi mengenai krisis iklim. Selain itu, peserta juga membawa poster yang mengutarakan beberapa isu krisis lingkungan untuk menarik perhatian masyarakat.
Koordinator aksi Mutia El Ilmi berpendapat bahwa krisis iklim merupakan masalah yang cukup mendesak dan berdampak bagi kehidupan masyarakat. “Banyak masyarakat yang merasakan dampak lebih besar, terutama masyarakat di daerah Kalimantan,” ungkapnya kepada Institut, Kamis (22/4).
Senada dengan Mutia, Allan Pradipta Andrianto mahasiswa Teknik Informatika sekaligus peserta aksi berpendapat bahwa krisis iklim merupakan masalah yang mendesak dan masyarakat masih kurang peduli akan masalah tersebut. “Tak hanya polusi udara, tetapi buang sampah pada tempatnya pun masyarakat masih kurang peduli,” ujarnya kepada Institut, Kamis (22/4).
Mutia berharap masyarakat dapat menjadi lebih peduli mengenai isu lingkungan dan tetap menjaga lingkungan agar tetap sehat dan bersih. Karena masyarakat, pemerintah, dan seluruh penghuni bumi memiliki tanggung jawab untuk mengatasi masalah krisis iklim sebab dampaknya dapat dirasakan oleh semua orang.
Ayu Purnami Wulan, Fajar Dwi Yanto
Average Rating