Pembunuhan Kedua

Pembunuhan Kedua

Read Time:2 Minute, 45 Second

 

Pembunuhan Kedua

Sang pengembara tua dan anaknya memasuki rumah yang sudah tak terawat lagi.  Rumah itu mengingatkannya pada kejadian yang mengusik batiniah dan mencabik-cabik jiwa sang pengembara tua.


Ketika memasuki ruangan, suasana gelap menyelimuti seluruh ruangan. Suara yang menggemuruh dengan lantang menambah kesan menegangkan, didampingi dengan sorot lampu warna-warni yang menyesuaikan dengan suasana cerita.  Terdapat tiga layar putih yang menjadi cahaya pendukung yang memperdayai mata serta menjadi latar cerita pementasan. Kemudian, terlihat bayangan dari kedua tokoh pada sisi-sisi layar yang menjadi tanda dimulainya pertunjukan.

Terlihat pengembara tua dan anaknya melewati sebuah rumah tua terbengkalai dengan reruntuhan pohon tua. Langkah mereka terhenti. Melihat rumah itu, pengembara tua mulai didatangi bayang-bayang kisah tragis. Ia mulai gundah. Kendati demikian, ia bersama anaknya tetap memasuki dan mengelilingi rumah itu.  

Kisah tragis yang membuat pengembara itu ketar-ketir ialah pembunuhan yang pernah ia lakukan pada ayahnya. Pembunuhan itu beralasan lantaran sang ayah yang kerap menyiksa ibunya.  Pengembara muda saat itu sudah tak tahan melihat perlakuan ayahnya itu. Bermodalkan sebilah pisau, pengembara muda itu menusuk ayah. Ditinggalkannya mayat ayah dengan kobaran api yang memberangus rumah.  Seketika rasa bersalah mulai menyelimuti dirinya.

Kini, kondisi sang pengembara tua dan anaknya yang sedang terpuruk dari sisi ekonomi dan tidak harmonisnya keluarga, membuat kacau pikiran sang pengembara tua. Ia takut, anak yang dibesarkannya itu tumbuh dendam atas perbuatannya semasa ia muda. Pikiran pengembara mulai kacau. 

Kisah tragis itu terus membludak isi pikiran pengembara tua. Tetiba saja, ia memutuskan untuk membunuh anaknya. Dengan sebilah pisau yang sama ketika ia membunuh ayahnya, ia pun menusuk anak yang dibesarkannya itu.

***

Teater Awal Bandung adalah salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung yang menjadi penyelenggara pementasan Purgatory yang didukung oleh Laboratorium Teater Ciputat, Pekan Apresiasi Sastra dan Drama (PESTARAMA) dari Jurusan Pendidikan dan Sastra Bahasa Indonesia (PBSI) dan Teater Syahid. Berlokasi di Aula Student Center pada Sabtu dan Minggu yang bertepatan dengan tanggal 5—6 Februari 2022. Mengusung konsep pentas keliling yang diadakan di tiga kota yaitu Jakarta, Bandung, dan Garut yang dilaksanakan secara bergantian. 

Menurut sutradara Purgatory Dhany Jauharuddin, pentas keliling menjadi program rutin UKM tersebut dan baru pertama kali melangsungkan pementasan teater di luar Jawa Barat. “Baru pertama kali kami menyelenggarakan pentas keliling di luar Jawa Barat, yang  biasanya hanya dilaksanakan di dua kota saja,” ujar Dhany saat ditemui oleh Institut (5/2).

Dhany juga mengatakan bahwa mengalami kendala saat berlatih karena terbatasnya tempat untuk berlatih dan waktu yang tidak sesuai mengingat kondisi pandemi saat ini. Walaupun demikian, tidak menjadi penghambat bagi dirinya saat mengarahkan aktornya berlatih dengan semaksimal mungkin.

Menurut Pimpinan Tim Produksi Purgatory Firman Stang, memerlukan waktu tiga bulan dalam mempersiapkan banyak hal. “Pihak kami memastikan tim-tim yang terlibat siapa saja, kemudian menentukan kota mana yang menjadi tujuan, lalu melakukan survei ke lokasi tersebut dan mencari relasi yang bisa kami ajak kerja sama,” tutur Firman  (5/2).

Menurut salah satu penonton, Cita, menuturkan bahwa dirinya sangat menikmati pertunjukan tersebut. “Interpretasi naskahnya sangat mendalam dan cara sutradara membangun naskahnya sesuai dengan imajinasi yang bisa dipahami penonton,” tutur Cita (5/2). Penonton pertunjukan teater lainnya, Iin,  mengatakan bahwa dirinya belajar banyak hal dari pementasan tersebut. Bahwa jangan terpaku pada kejadian lampau dengan mengatasi masalah dan mulai membenahi diri.


Aisyah Fitriani Arief

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Gus Dur dan Segenap Kenangan Previous post Gus Dur dan Segenap Kenangan
Malapetaka Kebebasan Pers Era Jokowi Next post Malapetaka Kebebasan Pers Era Jokowi