Forum UKM kembali mengadakan audiensi. Kali ini mengundang rektor agar bisa meminta keringanan. Namun gagal.
Kamis, 17 Februari silam, forum Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) menghelat audiensi kedua. Mereka masih keberatan dengan peraturan baru soal ketua UKM yang harus dari mahasiswa semester enam. Sore itu, audiensi virtual lewat Zoom Meeting menghadirkan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Amany Burhanudin Umar Lubis. Hal ini sesuai janji yang diutarakan Wakil Rektor Kemahasiswaan, Arief Subhan pada Kamis (10/2) lalu. Janjinya saat itu: menyusun jadwal pertemuan forum UKM dengan rektor.
Rektor UIN Jakarta, Amany Burhanudin Umar Lubis mengatakan masa aktif di UKM cukup dijalani sampai delapan semester perkuliahan. Mahasiswa lulus tepat waktu menjadi alasan prioritas Amany saban tahun. Amany pun kerap menyampaikan prioritasnya itu saat dirinya berpidato wisuda.
Pemilihan Mahasiswa (Pemilwa) yang bakal diadakan pada semester genap, lanjut Amany, membuat peraturan ketua UKM mengharuskan berasal dari mahasiswa semester enam. Sedangkan Pemilwa kemarin, diadakan pada semester ganjil maka ketua UKM maksimal mahasiswa semester tujuh.
Amany tampak berpendirian teguh dengan kebijakan yang diambilnya. Dirinya lantas meminta forum UKM merombaki sistem pendidikan anggota dan pengurus: maksimal setengah tahun. Namun terkecuali untuk Resimen Mahasiswa (Menwa). Amany merestui bila mereka dipimpin ketua UKM dari mahasiswa semester delapan. “Sisanya (tujuh UKM lain) silakan pilih ketua lagi. Kebijakan harus berjalan,” tegas Amany, Kamis (17/2).
UKM Bahasa—Foreign Languages Association (FLAT) akhirnya melakukan rapat istimewa internal dan berdiskusi dengan para anggotanya. Ketua FLAT, Kahfi Rafsanjani mengatakan bila sistem pendidikan anggota muda di UKM FLAT dijalani selama setahun. Kemudian calon ketua umum disyaratkan pernah menjabat sebagai pengurus. “ Mungkin kedepannya mempersingkat waktu status anggota muda, sehingga bisa segera menjadi pengurus,” tutur mahasiswa semester delapan ini, Jumat (18/2).
Lainnya ada pula Ketua UKM Kelompok Pencinta Alam-Arti Keagungan dan Keindahan Alam (KPA-Arkadia), Maulana Ahmad Faruk Sahrandy yang sebenarnya setuju mengenai aturan baru disosialisasikan itu. Akan tetapi, kata Sahrandy, perlu yang namanya penyesuaian kurikulum. Menurutnya banyak alasan dan urgensi dari masing-masing UKM, tentang mengapa ketua saat ini dari mahasiswa semester delapan. “Beri keringanan bagi para UKM yang ketua terpilihnya semester delapan, di mana peraturan tersebut dapat diberlakukan pada kepengurusan tahun depan,” ujar Sahrandy, Jumat (18/2).
Ketua Kelompok Mahasiswa Pecinta Lingkungan Hidup dan Kemanusiaan Kembara Insani Ibnu Batuttah (KMPLHK Ranita), Elpiana pun menuturkan kader Ranita tahun ini sebagian besar merupakan mahasiswa semester delapan. Menurut Elpiana, hal ini disebabkan oleh pandemi. Elpiana masih berharap kebaikan Amany untuk memberikan keringanan agar kebijakan ini dapat dilaksanakan tahun depan.
Namun saat ingin menyampaikan aspirasi, perkataannya Elpina sempat dipotong oleh Amany. Ia menyayangkan hal tersebut. Menurutnya pimpinan kampus perlu mendengarkan alasan setiap UKM dengan seksama. “Saya merasa ini bukan dialog, tetapi sosialisasi berkedok audiensi,” ucap Elpiana, Kamis (17/2).
Saat dihubungi Institut pada Jumat (18/2), Ketua Menwa Kholilullah Rambe, memilih enggan berkomentar soal organisasinya yang direstui Amany. “Belum bisa sekarang karena harus ada yang kami bicarakan di forum,” tutur Kholil.
Reporter: Syifa Nur Layla, Sekar Rahmadiana Ihsan
Editor: Syifa Nur Layla
0
0
Average Rating