PBAK Fakultas Ushuluddin sempat langgar aturan tertulis dengan mengenalkan salah seorang petinggi organisasi ekstra kampus. Para pihak yang terlibat saling lempar tangan.
Pelaksanaan Pengenalan Budaya dan Akademik Kemahasiswaan (PBAK) Fakultas Ushuluddin (FU) sempat melanggar peraturan yang tertera di akun Instagram @semafu_uinjkt. Aturan poin ketujuh berbunyi “Dilarang mempromosikan kegiatan organisasi ekstra (termasuk pelanggaran berat) UKM dan LO (termasuk ke dalam pelanggaran ringan) baik secara langsung maupun chat pribadi/grup”.
Berdasarkan video yang diunggah di akun Instagram @pbak.ushuluddin.official, salah satu pembicara mengenalkan seseorang yang turut menjadi tamu undangan, “Ini juga hadir Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Ciputat,”. Perlu diketahui, PMII merupakan salah satu organisasi ekstra kampus di UIN Jakarta.
Ketua Panitia Pengawas PBAK (Panwaspak) FU, Daffa Nabil Al Aziz mengatakan, kehadiran ketua salah satu organisasi eksternal di PBAK FU karena perubahan susunan acara. Seharusnya, ia hanya hadir menjadi pemateri saat agenda Prodi Ilmu Al Quran dan Tafsir (IAT) sampai siang hari. Daffa juga mendapat kabar bahwa Term Of Reference (TOR) terkait materi yang akan disampaikannya tidak ada.
“Itu (perubahan susunan acara) keputusan yang ada di sana (panitia),” jelas Daffa, Jumat (30/8).
Menurutnya, kehadiran dan pengenalan Ketua PMII Cabang Ciputat itu tidak melanggar aturan PBAK. Sebab, aturan PBAK yang dirilis Senat Eksekutif Mahasiswa FU (SEMA-FU) belum resmi. Maka dari itu, Panwaspak FU memakai lalu mensosialisasikan aturan PBAK sebagaimana rilisan SEMA-U. “Karena tenggat waktu, saya unggah aturan tahun lalu (yang belum sah di tahun ini),” ujarnya.
Daffa sempat menegur hal tersebut. Namun, tidak dapat mencegah kejadian itu karena berlangsung cepat. “Kita udah sempat cari solusi, teman-teman panitia udah jaga-jaga ngecilin suara mic kalo misal ada salam-salam gitu,” katanya.
Menanggapi hal itu, sebagai Ketua PBAK FU, Muhammad Dzaky Mubarak mengatakan, kejadian tersebut merupakan kelalaian panitia. “Itu harus kita tanyakan ke temen-temen Divisi Acara,” kata Dzaky, Jumat (30/8).
Divisi Acara PBAK FU, Arum—bukan nama sebenarnya—menjelaskan bahwa Divisi Acara tidak dapat bebas membuat susunan acara. Sebab, pengajuan pembicara dari Divisi Acara beberapa kali ditolak oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ushuluddin (DEMA-FU).
Kata Arum, DEMA-FU sempat mempermasalahkan ketika panitia ingin mengundang Aliansi Pendidikan Gratis (Apatis). Pihak DEMA-FU khawatir akan pemateri tersebut membawa warna organisasi lain. “Mereka menakutkan hal tersebut, tetapi malah mereka yang bawa (nama organisasi eksternal),” ujar Arum, Jumat (30/8).
Sebagai panitia Divisi Acara, Arum tidak mendapatkan konfirmasi perubahan susunan acara dan penambahan pembicara yang mendadak. Hal itu menyebabkan panitia masih menggunakan susunan acara sebelumnya saat acara berlangsung. Bahkan, Dzaky selaku Ketua PBAK FU juga tidak mengetahui adanya perubahan susunan acara. “Ada pembicara dari organisasi eksternal, ketua pelaksana juga tidak tahu apa-apa,” lanjutnya.
Arum mengatakan, panitia Divisi Acara tidak diberikan akses berkomunikasi ke pembicara. “Tadi kita udah berusaha lapor ke Panwaspak dan menegur, tetapi mereka beralasan bahwa masih ada senioritas,” ujarnya.
Berbanding terbalik dengan itu, Ketua DEMA-FU, Chaerul Firmansyah Suseno mengatakan, tidak ada sesi pengenalan organisasi ekstra kampus saat PBAK FU. Namun, memang ada menghadirkan beberapa alumni yang sudah memiliki karir gemilang guna memotivasi maba. “Untuk mematahkan stigma bahwa Ushuluddin itu lulus jadi ustaz, ulama,” katanya, Minggu (1/9).
Chaerul juga menyebut, saat PBAK FU ada penambahan acara. Sebab, pemateri yang awalnya berhalangan hadir, mengonfirmasi kehadirannya. “Itu hanya miskom di kepanitiaan kami. Tidak serta merta DEMA yang ambil alih, kami koordinasikan juga dengan koordinator Divisi Acara,” jawabnya saat ditanya sebab tidak adanya konfirmasi perubahan susunan acara kepada panitia Divisi Acara.
Ia juga membantah tidak adanya akses komunikasi panitia kepada pemateri. Sebab, beberapa panitia hadir saat penyambutan pemateri, bahkan sempat bersalaman. Moderator pun sempat briefing dengan pemateri.
“Wah, agak berlebihan itu ya,” ujar Chaerul saat mendapat pertanyaan sebab terbatasnya akses komunikasi panitia Divisi Acara dengan pemateri.
Reporter: Rizka Id’ha Nuraini, Muhammad Arifin Ilham, Fajri Hasan
Editor: Shaumi Diah Chairani