Keluh Mahasiswa Atas Layanan Pusat Perpustakaan

Keluh Mahasiswa Atas Layanan Pusat Perpustakaan

Read Time:2 Minute, 19 Second
Keluh Mahasiswa Atas Layanan Pusat Perpustakaan

Mahasiswa kerap menemukan ketidaksesuaian antara buku di rak dengan keterangan yang ada di e-katalog. Selain itu, layanan peminjaman buku juga menjadi sorotan lantaran harus dilakukan secara langsung.

Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menyebut adanya hambatan dalam mengakses layanan Pusat Perpustakaan. Hambatan tersebut memengaruhi kebutuhan akademik mahasiswa yang bergantung pada referensi cetak.

Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Muhammad Yusuf Sumarjo mengaku sering kesulitan dalam mencari buku. Hal itu karena keterangan buku di e-katalog Pusat Perpustakaan UIN Jakarta kerap tidak sesuai dengan kondisi di rak. “Sering banget saya menemukan buku tersedia (di e-katalog), tetapi ketika saya datang ke raknya buku itu tidak ada sehingga pencarian jadi jauh lebih lama dari seharusnya,” ujar Yusuf,  Kamis (13/11).

Ia juga menilai akses perpanjangan buku belum mendukung mahasiswa yang tinggal jauh dari kampus. Yusuf menyampaikan bahwa ia harus datang langsung untuk memperpanjang peminjaman sehingga memakan waktu dan tenaga. “Rumah saya dua jam dari kampus dan perpanjangan buku hanya bisa dilakukan langsung di perpustakaan, sehingga saya merasa perlu ada sistem jarak jauh,” katanya.

Selain itu, ia menyoroti durasi peminjaman yang dinilai terlalu singkat untuk kebutuhan studi. Yusuf menuturkan bahwa batas waktu satu minggu tidak cukup bagi mahasiswa yang membutuhkan bacaan mendalam. “Batas waktu peminjaman hanya seminggu dan itu kurang untuk buku-buku tebal yang harus saya baca perlahan,” pungkas Yusuf.

Hambatan serupa juga dialami oleh Sumi–bukan nama sebenarnya, mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKom). Ia mengaku bisa meminjam buku hingga dua kali dalam sebulan untuk keperluan tugas. Menurutnya, ketidaktepatan keterangan di e-katalog perpustakaan membuat pencarian menjadi tidak efisien. “Di e-katalog ada bukunya, tapi pas saya cari ke rak bukunya tidak ada atau letaknya tidak sesuai nomor,” ujar Sumi, (14/11). 

Sumi menilai kondisi rak perpustakaan perlu penataan lebih rutin agar memudahkan mahasiswa menemukan buku. Ia juga mengaku bahwa buku yang tidak kembali pada tempatnya memperlama proses pencarian. “Banyak buku yang tidak rapi sehingga saya harus melihat rak satu per satu untuk memastikan keberadaannya,” kata Sumi.

Ia juga menyampaikan bahwa keakuratan e-katalog dan respon pelayanan memiliki pengaruh besar terhadap kelancaran pemanfaatan buku oleh mahasiswa. Sumi berharap perpustakaan melakukan peningkatan layanan. “Saya berharap website lebih akurat dan pengecekan rak dilakukan lebih sering supaya mahasiswa tidak membuang waktu mencari satu buku,” pungkas Sumi.

Institut juga mencoba menelusuri buku Linguistik: Sebuah Pengantar karya Mansoer Pateda melalui e-katalog Pusat Perpustakaan UIN Jakarta pada Kamis (11/12). E-katalog menunjukkan ketersediaan buku tersebut sebanyak tiga eksemplar dengan nomor panggil 410 MAN I. Namun, setelah dilakukan pengecekan langsung, tidak ditemukan satupun buku di lokasi tersebut. 

Sementara itu, Institut sudah menghubungi Kepala Pusat Perpustakaan UIN Jakarta, Agus Rifai, sejak Senin (17/11). Namun, hingga berita ini terbit, ia belum menjawab permohonan wawancara yang diajukan. 

Reporter: PF
Editor: Muhammad Arifin Ilham

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Pertentangan Living Law Dan Hukum Negara Dalam Gelar Pahlawan Previous post Pertentangan Living Law Dan Hukum Negara Dalam Gelar Pahlawan
Perempuan Terus Bersuara Lawan Ketidakadilan Next post Perempuan Terus Bersuara Lawan Ketidakadilan