CMS Alternatif Diskusi Musik

Read Time:1 Minute, 32 Second
Pembicara sedang menyampaikan materi dalam diskusi Ciputat Music Space di Hall Student Center (SC), Jumat (12/7). Sumber foto : Dok. CMS

Ciputat Music Space (CMS) mengadakan diskusi serta mengundang grup musik Sophie Astetik sebagai pengisi acara yang diadakan pada Jumat malam (12/7). CMS merupakan acara rutin sebulan sekali yang telah dimulai sejak Maret lalu. Acara yang bertempat di Pesanggrahan itu diawali dengan permainan musik dari Sophie Astetik. Acara ini bisa didengarkan secara streaming di radio Tangga.

Kehadiran CMS sendiri, menurut mantan pemimpin umum UKM KMM Riak Makyun Subuki ingin memberikan solusi terhadap persoalan-persoalan yang ada di dalam kampus. “Saya ingin mahasiswa mau memberi arti bagi apa yang mereka lakukan,” ujar pria yang juga bekerja sebagai dosen UIN, (12/7).

Acara CMS ini juga bertujuan untuk memberdayakan alumni dan mahasiswa yang bergelut di bidang musik. CMS juga melakukan kerjasama dengan UKM KMM RIAK, HIQMA, dan KMF Kalacitra. “Kita membuat lingkaran dari yang terdekat dan berguna untuk yang terdekat terlebih dahulu,” tambahnya.

Dalam acara tersebut, Sophie Astetik membawakan tiga lagu. Salah satu personil Sophie Astetik, Daud C. Wicaksono mengatakan, CMS merupakan sebuah forum yang sangat baik untuk mengapresiasikan bakat bermusik. 

Ia menambahkan, CMS juga bisa dijadikan ajang untuk meluapkan karya pemusik, sekaligus sebagai eksistensi sebuah grup band atau grup musik itu sendiri. “Selain itu, dirinya sempat mengalami grogi ketika sedang bermain musik di atas panggung, namun grogi yang dirasakannya malah membuat dirinya semakin bersemangat,” ujar pemain cello tersebut, (12/7).

Setelah penampilan Sophie Astetik, acara dilanjutkan dengan diskusi yang dibawakan oleh Rahmat Kemat, penggagas berdirinya CMS sekaligus dosen di Universitas Muhamadiyah Jakarta (UMJ). Diskusi  tersebut  bertajuk “Islamic Music continuity and chance”

Dalam esai yang dibawakannya, ia ingin menyoroti pelbagai tradisi dan ekspresi musik dalam budaya Islam atau kontibusi muslim dalam perkembangan seni musik sebagai kebenaran yang faktual dan bukan kebenaran teologis. (Adi Nugroho)

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Cadillac Records: Musik Untuk Persamaan
Next post Jejak Langkah Kaki Sang Pelukis