Latih Kreativitas lewat Video

Read Time:3 Minute, 19 Second

Perkembangan media sosial memunculkan pelbagai kebiasaan dan hobi baru bagi sebagian mahasiswa. Menjadi kreator video pun menjadi salah satu trend baru.


Tatkala mengetik Tika Bravani-Hidup Aman Vs Hidup Zeru#EQVLOG di Youtube, seketika dari balik video akan muncul dua orang dengan mengenakan pakaian berwarna putih. Dalam video berdurasi 10 menit itu berisikan tentang berbagi inspirasi kehidupan. “Sejak kapan mbak Tika menyukai dunia seni peran?,” tanya sang lelaki. Sembari tersenyum, Tika menatap kamera dan bertutur bahwa sejak dibangku sekolah tingkat lanjut Ia telah menyukai dunia peran. Demi mengasah bakatnya dalam berakting, Ia pun mengikuti kegiatan ekstra .

Dalam  proses perekaman video yang berkisar 10 menit itu tampaknya dilakukan di salah satu taman ibu kota, Jakarta. Itu terlihat dari suasana taman nan asri dan ramai. Pasalnya terlihat beberapa anak-anak dan orang dewasa lalu lalang di belakang mereka. Diakhir video Tika berpesan untuk tetap percaya pada kemampuan masing-masing. Tak perlu mendengarkan umpatan orang lain, cukup ikuti kata hati. Tahap selanjutnya menumbuhkan rasa berani dari dalam diri.

Begitulah sebagian cuplikan video yang diproduksi oleh Muhammad Faza Firdaus. Pekerjaan sebagai kreator video telah ia lakukan selama enam bulan terakhir. Faza bercerita setiap pekan ia berusaha untuk tetap konsisten memproduksi video. Ia pun memberikan kiat membuat video. Langkah pertama yakni  menentukan tema cerita video. Kemudian berlanjut dengan menentukan narasumber. “Narasumber saya usahakan publik figur. Walaupun agak ribet” katanya, Kamis (11/5).

Menurt Faza setelah proses perekaman, video tak langsung dipublikasi begitu saja. Hasil rekaman harus diedit terlebih dahulu menggunakan aplikasi tertentu hingga diangap layak di lepas ke media sosial. Dalam konten video bertajuk Hidup Zeru, Faza mengaku telah menghasilkan 30 video. Di dalam rangkaian video tersebut Ia menyuguhkan para publik figur yang sukses dibidang masing-masing. Lebih lanjut, para narasumber pun memberikan inspirasi dan motivasi kepada penonton.

Berbeda dengan Faza yang berbagi inspirasi lewat video, Zaky Fadli justru menggunakan media sosial sebagai wadah untuk berbagi informasi game. Ide itu berawal dari hobinya bermain gameyang bertajuk Seal Ounline Blades of Destiny. Ia kemudian mulai berkeinginan berbagi trik dan pengalamannya pada orang lain sesama pecinta game.  “Setahu gue juga di Youtube belum ada video yang menayangkan walktrough. Apa salahnya mencoba menjadi yang pertama,”ujarnya ketika ditanyai di media WhatsApp, Jumat (12/17).

Pada awalnya dalam pembuatan video ia mengaku banyak menghadapi kendala. Salah satunya adalah ketika proses mengedit video. Meski kesulitan, mahasiswa Jurusan Konsentrasi Jurnalistik di UIN Jakarta ini mengaku senang dengan kegiatan yang Ia lakukan. Terutama tatkala mendapatkan respon positif dari penonton. Kini, setelah terbiasa,  Zaky tak lagi memikirkan kesulitan yang Ia hadapi dan  semakin giat untuk memproduksi video. “Beberapa orang bahkan ada yang bilang gue membocorkan trik rahasia game, tapi cuek saja,” ujarnya.

Lain Faza dan Zaky, lain pula dengan Willa Afriyelni, Ia memanfaatkan video untuk menjajakan usaha dagangan online miliknya. Menurut Willa di era internet sekarang, video dinilai ampuh menarik pembeli. Tak hanya digunakan berdagang, sesekali Ia juga menayangkan video tutorial kecantikan. “Dari masker sampai mengenakan jilbab,” katanya Senin (15/05).

Namun sejauh ini Willa mengaku belum memproduksi video secara rutin. Menurut Willa Ia merasa kekeruangan ide kreatif dalam pembuatan video. Selain itu, kesibukan kuliah dan mengurus dagang online menjadi kendala utama.  “Kekurangan tenaga untuk merekam dan mengedit video yang masih mentah,” tutur mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora di UIN Jakarta ini.

Menanggapi fenomena mahasiswa yang aktif memproduksi video pendek, salah seorang produser film tanah air yang juga dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi  UIN Jakarta, Rijaluddin memberikan apresiasi terhadap kreatifitas mahasiswa yang memamfaatkan perkembangan media sosial dengan menjadi kreator video. Mengikuti tren bukanlah hal yang jelek. Selagi mahasiswa tidak melakukan hal yang merugikan, mengembangkan potensi menurutnya sangat disarankan.

Tak hanya itu, mahasiswa bisa mengembangkannya sampai ke tahap finansial. Menurut Rijal  potensi bisnis perfilman cukup menjanjikan. Dengan terjun ke dunia film tak sedikit keuntungan materi yang bisa diraup. Meski begitu Ia berharap mahasiswa tak sekadar terpaku dengan apa yang telah dicapai sekarang.”Menggali lebih dalam pelbagai ide kreatif dalam pengambilan gambar,” pungkasnya.

Aisyah Nursyamsi

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Lepas Ingatan Keluarga
Next post Dugaan Pungli Laporan KKN