Read Time:1 Minute, 50 Second
Dengan mengenakan baju merah, ribuan buruh ini mulai melakukan aksi dari bundaran Hotel Indonesia (HI) menuju Istana Kepresidenan. Belum sampai di depan istana, ratusan polisi yang memakai perlengkapan seperti rompi dan tameng menutup jalan para buruh yang hendak menuju istana. Sehingga aksi mereka berhenti di depan Gedung Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Menurut Ketua Umum Kesatuan Aliansi Serikat Buruh Independen (KASBI) Nining Elitos, pada peringatan hari buruh pada Minggu 1 Mei 2016 ini, buruh wajib turun ke jalan untuk memperjuangkan hak-hak kaum buruh serta menghapus penindasan pada kaum buruh.
Dalam aksi ini ada beberapa tuntutan yang diajukan, salah satu Koordinator Lapangan Eka Panguliamara H menyatakan tuntutan yang pertama adalah menghapuskan sistem kerja kontrak. Menurutnya, sistem kerja kontrak ini menjadi masalah paling mendasar bagi buruh.
Menolak kriminalisasi yang dilakukan pada buruh juga menjadi tuntutan pada peringatan hari buruh kali ini. Selain itu, ia meminta agar pemerintah membebaskan para aktivis serta dua rekannya dari Gresik yang ditahan karena melakukan aksi guna menuntut kejelasan status mereka. “Mereka dianggap menentang penguasa sebab tidak membubarkan diri saat aksi menolak Peraturan Pemerintah tentang Pengupahan di depan Istana,” katanya, Minggu (1/5).
Tuntutan lainnya adalah mencabut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 Tentang Pengupahan. Ia meminta upah yang layak untuk para buruh. Ada juga tuntutan untuk mengadili pengusaha nakal serta tuntutan melaksanakan hak buruh perempuan.
Dua tahun sudah, mereka menuntut hal yang sama, Eka berharap, pada peringatan hari buruh ini tuntutan mereka didengar oleh pemerintah. Sehingga buruh-buruh di Indonesia mendapat hak-haknya.
Di sisi lain, Suharti buruh asal Karawang ini merasa banyak hal yang belum terpenuhi untuk buruh perempuan. Ia menginginkan adanya cuti haid dan menyusui untuk buruh perempuan. Bahkan, sambungnya, banyak terjadi kekerasan seksual pada perempuan dalam sebuah perusahaan. “Mayoritas perusahaan di sini kan garmen, sehingga banyak buruh wanita yang bekerja, dan kita berharap bisa mendapatkan hak-hak tersebut,” ujarnya, Minggu (1/5).
Senada dengan Suharti salah satu buruh bernama Aep Efendy merasa banyak hal yang dibutuhkan oleh buruh di Indonesia. Ia menginginkan upah yang diberikan harus disesuaikan dengan kebutuhan karyawan. “Jangan sampai buruh bekerja keras dan diperas tenaganya hanya untuk menguntungkan perusahaan dan negara, tapi kesejahteraan buruh sendiri tak kita dapatkan,” pungkasnya.
Ika Puspitasari
Happy
0
0 %
Sad
0
0 %
Excited
0
0 %
Sleepy
0
0 %
Angry
0
0 %
Surprise
0
0 %
Average Rating