Yusran Razak : Komersialisasi Pendidikan Hal yang Mengada-ada

Read Time:1 Minute, 27 Second
Kampus sebagai lembaga pendidikan sejatinya menjadi tempat nyaman untuk mengenyam pendidikan, namun kini kampus tak ubahnya komoditi riil yang dapat mendatangkan keuntungan. Oleh karena itu, beberapa mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Patriotik Indonesia (GPPI) melakukan aksi menolak komersialisasi pendidikan di depan Bank Mandiri, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Selasa (5/4).
Menurut koordinator lapangan, Almukromin, aksi ini menuntut UIN Jakarta menurunkan biaya pendidikan, menolak komersialisasi, dan liberalisasi kampus. Melalui Peraturan Pemerintah (PP) No 61 Tahun 1999, lanjutnya, kini pemerintah membebaskan pengelolaan dana Perguruan Tinggi Negeri (PTN) secara mandiri. “Atas dasar itu, UIN Jakarta bisa  berkerjasama dengan pihak swasta (GB Parking),” ucap mahasiswa Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) ini, Selasa (5/4).
Pria yang akrab disapa Romi ini menilai, adanya PP No 61 Tahun 1999 mejadi dalih rektorat untuk menerima pihak swasta mengelola parkir. Lebih lagi, bentuk nyata komersialisasi di UIN Jakarta ialah pengelolaan Kafe Cangkir oleh Dharma Wanita. Ia pun menyayangkan budaya diskusi mahasiswa yang dulu sering dilakukan kini hilang. “Sekarang orientasi mahasiswa kuliah sudah bergeser gara-gara tuntutan kuliah lima tahun,” ungkapnya, Selasa (5/4).
Menanggapi aksi GPPI, Wakil Rektor (Warek) bidang Kemahasiswaan, Yusron Razak menampik adanya komersialisasi di UIN Jakarta. Untuk kerjasama dengan pihak swasta, kata Yusron, itu dilakukan sebab UIN Jakarta belum dapat menangani parkir secara profesional. “Komersialiasi pendidikan itu hal yang mengada-ada,” ujarnya sesaat setalah memeriksa Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) peserta aksi, Selasa (5/4).
Salah satu mahasiswa Jurnalistik UIN Jakarta, Khairul Anwar  merasa tidak keberatan  dengan perubahan sistem parkir. Bagi Khairul besar nominal bukan menjadi permasalahan utama, yang terpenting itu mutu, kualitas dan keamanan terjamin. “Personil keamanan ditingkatkan dan juga diberi asuransi. Ya beda harga beda kualitas,” pungkasnya, Selasa (5/4).
Aisyah Nursyamsi

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Ketika Lari dari Masalah Keluarga
Next post Reti: Ciptakan Parkir Aman