Aksi Nyata Meningkatkan Pembaca Buku

Read Time:2 Minute, 14 Second
Data dari United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) menunjukan, negara Indonesia menjadi negara dengan peminat membaca sekitar 0,01% dengan perhitungannya hanya satu orang yang memiliki minat membaca dari 1000 orang Indonesia. Selain itu, di ASEAN Indonesia juga menjadi negara tiga terbawah dengan minat membaca buku.
Hal tersebut terjadi karena membaca buku dianggap sebagai hal yang membosankan, dan orang-orang yang suka membaca buku dinilai sebagai orang yang kaku. Untuk mematahkan pendapat tersebut, Fiersa Besari bersama dengan Aulia Angesti membentuk sebuah komunitas yang dinamakan Pecandu Buku.
Komunitas ini belum setahun didirikan, tepatnya pada tanggal 18 Juli 2015 dengan melakukan promosi melalui akun @pecandubuku di instagram. Menjadikan media sosial instagram sebagai langkah awal untuk mengumpulkan massa, sebelum nantinya berlanjut ke masyarakat secara lebih nyata.
Selain itu, media sosial dianggap paling ampuh untuk menarik massa dikalangan anak muda, yang merupakan target utama dalam komunitas ini. “Karena kita mengetahui anak muda banyak berkecimpung di media sosial” tambah Aulia Angesti, Salah satu pendiri dari Komunitas Pecandu Buku saat dihubungi via telepon, Kamis (9/6).
Wanita yang baru saja lulus dari Universitas Pendidikan Indonesia ini, juga menyatakan bahwa sempat pesimis saat ingin mendirikan komunitas, bersama dengan Fiersa Basri. Namun, yang ditakutkan tidak terjadi karena animo masyarakat teryata besar. “Followers-nya langsung meningkat dengan cepat secara signifikan” ujar Aulia Angesti, Kamis (9/6).
Respons baik dari masyarakat media sosial ini, menuntut pendiri komunitas untuk menciptakan kegiatan-kegiatan baru selain menjadi pembaca buku. Untuk itu, disetiap bulannya mereka mengadakan kegiatan Pecandu Buku Bersila yang biasa disebut sebagai PBB. Kegiatan ini pertama kali diadakan di Bandung, sekali di Jakarta dan kedepannya akan diadakan di kota Makasar.
Selain kegiatan PBB, terdapat juga kegiatan seperti perpustakaan berjalan yang disebut sebagai lapak serempak. “Lapak serempak, merupakan kegiatan memberikan bacaan secara gratis dititik-titik keramaian” ucap Aulia Angesti, Kamis (9/6). Tempat yang menjadi titik keramaian yang dimaksud ialah Car Free Day (CFD) di Bandung, bundaran HI di Jakarta dan Pantai Losari di Makasar.
Eka Putri selaku anggota Komunitas Pecandu Buku juga menambahkan, terdapat juga kegiatan sosial dalam komuniatas ini. “Kita nyumbang alat tulis gitu-gitu buat sekolah, kan ada kordinator disetiap daerah” ucapnya, Kamis (9/6).
Eka menambahkan, selain kegiatan sosial, PBB dan shareing mengenai sebuah buku, komunitas ini juga memberikan ilmu mengenai penggunaan ejaan bahasa Indonesia dan resensi yang benar. “Belajar tulis juga, fotografi, jurnalistik, belajar ngetik juga” tambah Eka, Kamis (9/6).

Dengan banyaknya kegiatan yang dilakukan oleh Komunitas Pecandu Buku, tidak membuat komunitas ini puas. Untuk itu, kedepannya mereka berharap komunitas ini terus ada dan menjangkau seluruh daerah terpecil di Indonesia. “Kutu buku itu keren, kalian bisa membuka wawasan dan mata malalui buku yang dibaca dikomunitas ini” tambah Eka, Kamis (9/6).

NP

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Tukar Pikiran Lewat Kopi
Next post Potret Buram Kontrak Kerja GB Parking