Peran Pengacara di Perang Dingin

Read Time:3 Minute, 17 Second

Kesetiaan untuk tidak mengkhianati tanah kelahiran merupakan bukti nasionalisme seseorang. Namun kesetiaan juga bisa dibuktikan dengan menampilkan identitas peduli kemanusiaan tanah leluhur.

Ibarat makan buah Simalakama, serba salah. Keadaan itulah yang cocok menggambarkan kehidupan pengacara James B. Donovan (Tom Hanks) ketika diminta menjadi pendamping seorang mata-mata.
Keadaan semakin rumit tatkala mengetahui terdakwa yang akan dibelanya merupakan mata-mata Uni Soviet Rudolf Abel (Mark Rylance). Donovan berpikir, jika ia mendampingi Abel di pengadilan, maka rakyat AS akan membencinya karena telah membela musuh bebututan AS dalam Perang Dingin. 

Seperti diketahui, Perang Dingin merupakan sebutan bagi periode terjadinya ketegangan antara  negara-negara Barat yang dipimpin AS dengan negara Timur yang dinahkodai Uni Soviet. Peristiwa ini dimulai setelah keberhasilan Sekutu mengalahkan Nazi, Jerman di Perang Dunia II, yang kemudian menyisakan Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai dua negara adidaya.

Disebut Perang Dingin karena kedua belah pihak—AS dan Uni Soviet— tidak pernah terlibat dalam aksi militer secara langsung, namun masing-masing pihak memiliki senjata nuklir yang dapat menyebabkan kehancuran besar. Hal inilah yang menyebabkan Uni Soviet mengirimkan mata-matanya untuk mencari informasi tentang senjata nuklir AS.

Pada 1972 Uni Soviet mengirim Rudolf Abel sebagai mata-mata dengan misi mencari informasi tentang senjata nuklir AS. Apes bagi Abel, ia tertangkap CIA di apartemennya sesaat setelah mengambil pesan dalam koin di sebuah taman. Atas penangkapan tersebut, Abel terancam hukuman mati.

Seperti di pengadilan pada umumnya, seorang terdakwa berhak mendapatkan pembelaan hukum atas apa yang telah dilakukannya dan hal itu merupakan tugas pengacara. CIA, melalui agennya Hoffman  (Schod Shepherd) meminta James B. Donovan untuk mendampingi Abel di pengadilan, namun Donovan menolak dengan beberapa alasan yang telah saya kemukakan diatas.

Posisi Donovan sangat dilematis. Satu sisi ia ingin setia pada tanah leluhur dengan tidak membela lawan AS. Namun di sisi lain ia seorang pengacara yang mempunyai prinsip memproteksi seseorang ketika berada dalam posisi benar atau salah. Awalnya Donovan menolak, namun ia menerimanya saat diberi alasan hanya sebagai formalitas. Lebih lanjut agar Abel mau memberi AS informasi tentang nuklir Uni Soviet, sehingga hukumannya bisa dikurangi. 

Keesokan harinya, Donovan menemui Abel di penjara. Sebagai pengacara ia ingin mengetahui apa yang telah dilakukan Abel selama di Amerika dan membagi informasi tentang nuklir Uni Soviet. Sehingga hal tersebut dapat mengurangi hukumannya.

Abel menolak tawaran tersebut dengan alasan setia pada negara asal. Ia tak ingin dianggap sebagai seorang pecundang yang berkhianat pada tanah leluhur. Mengetahui sikap Abel kekeuh, CIA memerintahkan Donovan untuk tidak mati-matian membelanya. Namun perintah ini tak diindahkan Donovan.

Donovan menganggap ini kesempatan bagi AS untuk memenangkan perang dengan cara menampilkan ideologinya sebagai negara adi kuasa yang menerapkan keadilan dan demokrasi terbaik. Ia mengusulkan kepada hakim agar hukuman  mati Abel diganti dengan kurungan tahanan. Dengan pembelaan, apabila nanti ada tentara perang Amerika yang ditahan oleh pihak Uni Soviet, bisa dilakukan pertukaran tahanan.

Tak lama setelah kasus Abel jatuh vonis, kejadian yang diprediksi Donovan terjadi. Pilot mata-mata AS Francais Gary Powers (Austin Spowell) ditembak jatuh saat mengambil gambar di atas udara wilayah Uni Soviet. Mengetahui hal ini, maka CIA meminta Donovan untuk membebaskan Powers dan melakukan negosiasi pertukarannya. 

Ini saat yang tepat bagi Donovan memulihkan nama baiknya. Tapi tak mudah, karena warga Amerika lain bernama Frederic Pryor (Will Rodgers), mahasiswa  Ekonomi di Berlin juga ditahan karena berada di sisi tembok yang salah saat pemisahan Jerman Barat dan Jerman Timur berlangsung.

Usaha tak menghianati hasil. Setelah negosiasi dilakukan, pertukaran tahanan pun terjadi di Jembatan Glienicke. Namun sebelum pertukaran Abel dengan Powers, perasaan Donovan dilingkupi kecemasan lantaran di sisi lain, Donovan juga menunggu Pryor untuk dibebaskan.

Demikian ulasan film Bridge of Spies karya sutradara Steven Spielberg yang diadaptasi dari kisah nyata sang diplomat ulung James B. Donovan. Banyak pesan moral yang diberikan seperti kepercayaan bahwa usaha yang dilakukan sebanding dengan hasil yang akan dicapai.

Eli Murtiana
*Tulisan ini pernah dipublikasikan di Tabloid Institut Edisi November 2017

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Tak Sepenuh Hati Program Bipa
Next post Kabar dari Rumah