Read Time:2 Minute, 54 Second
Pengenalan Budaya Akademik dan Kebudayaan (PBAK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta resmi digelar pada Selasa 27 Agustus hingga Kamis 29 Agustus 2019. Momentum PBAK diikuti oleh Para Mahasiswa Baru (Maba) yang dinyatakan lolos seleksi di UIN Jakarta. Mereka lantas harus mengikuti rangkaian prosedur persyaratan yang telah ditetapkan, seperti halnya melakukan pendaftaran ulang. Daftar ulang diselenggarakan di Gedung Administrasi UIN Jakarta.
Dari banyaknya Maba yang dinyatakan lolos seleksi di UIN Jakarta, sejumlah 6461 mahasiswa melakukan daftar ulang. Berdasarkan data Bagian Akademik UIN Jakarta, 6461 Maba jika dikalkulasi memiliki presentase 14.6% masuk melalui jalur SNMPTN, 17.33% melalui jalur SBMPTN, 15.7% melalui jalur SPAN-PTKIN, 19.3% melalui jalur UM-PTKIN, dan 31.3% melalui jalur SPMB Mandiri. Dari kelima jalur seleksi tersebut, jika dihitung secara keseluruhan terdapat 208.572 pendaftar namun hanya 3.2% yang dinyatakan diterima.
Rektor UIN Jakarta Amany Burhanuddin Umar Lubis mengungkapkan, peminat UIN Jakarta mengalami peningkatan. Pada tahun 2018 UIN Jakarta dibanjiri sekitar 180 ribu peminat, kemudian di tahun 2019 mengalami peningkatan menjadi 208.572 peminat.“Jumlah tersebut mengalami kenaikan bahkan cenderung signifikan,” ujar Amany ketika ditemui di Gedung Rektorat UIN Jakarta, Senin (26/8).
Selain itu, Kepala Bagian Akademik UIN Jakarta Rasi’in turut memberikan tanggapan terkait jumlah pendaftar yang melonjak. Menurut Rasi’in lebih dari 7 ribu mahasiswa dinyatakan diterima di UIN Jakarta, namun hanya sekitar 6 ribu Maba yang melakukan daftar ulang. Penyebab dari beberapa Maba yang tidak melaksanakan pendaftaran ulang karena banyaknya mahasiswa yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) lain, bukan hanya di UIN Jakarta. “Mereka cenderung lebih memilih PTN lain,” ungkapnya pada Rabu (27/8).
Kendati mendapatkan lonjakan peminat yang lebih besar dibanding tahun sebelumnya, khususnya di jalur SNMPTN dan SBMPTN yang menyediakan program studi non-agama, mengalami penurunan peminat yang cukup signifikan. Pada tahun 2018 pendaftar SNMPTN UIN Jakarta sebanyak 18.726 orang, sementara di 2019 mengalami penurunan menjadi 12.697 orang. Tak hanya itu, pada jalur SBMPTN pun turut mengalami penurunan seperti pada tahun 2018 sebanyak 30.902 orang pendaftar di UIN Jakarta, namun di tahun 2019 justru hanya ada 19.991 orang yang mendaftar.
Selain jalur SNMPTN dan SBMPTN, UIN Jakarta juga mengalami penurunan peminat di jalur SPMB Mandiri. Sebanyak 33.909 orang mendaftar melalui jalur SPMB Mandiri di tahun 2018, namun di tahun 2019 turun menjadi 31.349 pendaftar. Rasi’in menjelaskan turunnya peminat SPMB Mandiri dikarenakan waktu tes yang bersamaan dengan ujian-ujian di PTN lain. “Karena waktunya bersamaan dengan tes lain, makanya pendaftarannya sempat diperpanjang”, ujarnya, Selasa (27/8).
Terkait penerimaan mahasiswa baru 2019, pihak UIN Jakarta turut menentukan Uang Kuliah Tunggal (UKT) Maba berdasarkan data yang diinput oleh Maba dalam laman pmb.uinjkt.id. Ketetapan UKT ini tertera dalam SK Rektor nomor 356 tahun 2019. Berkaitan dengan berbagai persoalan UKT Maba tahun 2019/2020, Presiden Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas (Dema-U) UIN Jakarta Sultan Rivandi turut menyatakan sikap dengan berorasi di hadapan seluruh Maba ketika pelaksanaan PBAK. Ia menegaskan kebijakan UKT masih perlu dievaluasi, karena dianggap belum tepat sasaran. “UKT yang harusnya subsidi silang, malah justru menjadi subsidi hilang,” tegasnya ketika berorasi di Lapangan Triguna, Selasa (27/8).
Sementara itu, Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan UIN Jakarta Khairunas menjelaskan, perihal masalah UKT telah diatur dalam Peraturan Menteri Agama nomor 151 tahun 2019. Ia mengatakan, dalam menentukan kelompok UKT diperlukan kualifikasi khusus. “Dalam menentukan besaran UKT, kita meminta berbagai dokumen, sehingga data itu tidak bisa dibohongi”, tutur Khairunas ketika ditemui di Kantor Biro Perencanaan dan Keuangan, Rabu (28/8).
MAF
Average Rating