Kurangnya Kesadaran Mahasiswa dalam Menjaga Kebersihan Kampus

Kurangnya Kesadaran Mahasiswa dalam Menjaga Kebersihan Kampus

Read Time:3 Minute, 23 Second
Kurangnya Kesadaran Mahasiswa dalam Menjaga Kebersihan Kampus

Terdapat perintah menjaga dan memelihara kebersihan dan ketertiban kampus dalam Kode Etik Mahasiswa. Namun, hal ini belum diterapkan oleh mahasiswa karena kurangnya kesadaran mahasiswa dalam menjaga kebersihan di kampus.


Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki kode etik mahasiswa sebagai pedoman perilaku mahasiswa. Dalam Kode Etik Mahasiswa Bab III pasal 5 menegaskan mahasiswa perlu menjaga kebersihan lingkungan kampus. Namun, berdasarkan hasil wawancara Institut dengan beberapa mahasiswa, kebersihan Kampus 1 UIN Jakarta masih menjadi pusat perhatian.

Mahasiswa Program Studi (Prodi) Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Radiatul Husna menilai kebersihan Kampus UIN Jakarta belum terlihat bersih. Hal ini dibuktikan dengan sebagian tempat di kampus yang terlihat bersih namun juga terdapat sebagian tempat yang kotor. “Tapi saya melihat petugas kebersihan meletakan tempat sampah di setiap sudut fakultas agar bisa membuang sampah pada tempatnya,” ungkapnya, Senin (30/10).

Lanjut, Radiatul menuturkan ia tidak mengetahui adanya kode etik mahasiswa yang membahas mengenai kebersihan di kampus. Namun, ia bersikap mentaati peraturan dengan membuang sampah pada tempatnya karena kesadaran diri sendiri. “Untuk secara tertulis atau disampaikan secara langsung tidak mengetahui mengenai pasal tentang itu, tapi secara manusia kita perlu menjaga kebersihan di kampus,” tuturnya.  

Kebersihan di Kampus UIN Jakarta, menurut Radiatul bukan hanya menjadi tanggung jawab petugas kebersihan. Tapi, seluruh civitas academica juga perlu menjaga kebersihan kampus agar terlihat bersih dan rapi. “Kita semua harus bisa menciptakan kenyamanan lingkungan kampus,” pungkasnya.

Mahasiswa Prodi Jurnalistik Muhamad Faqih Raihan menilai kebersihan di kampus UIN sudah lebih baik dan terlihat bersih. Namun, ia mengeluhkan sampah dari daun-daun yang gugur dan berserakan karena dinilai tidak bersih ketika dilihat dari pandangan. “Menurut saya sejauh ini sudah lumayan, tapi di perpustakaan lama kemarin daun-daun parah banget sampai teman pun mengatakan kampusnya kotor,” ujarnya, Selasa (31/10).

Lanjut, Faqih menganggap kondisi kebersihan yang belum bersih terjadi karena kurangnya kesadaran mahasiswa itu sendiri. Faqih menilai, sosialisasi kode etik di kampus tidak begitu penting, karena penerapan sikap dalam menjaga kebersihan kampus perlu kesadaran diri dari setiap individu. “Sosialisasi sepertinya tidak terlalu penting, tapi kesadaran diri aja menjaga kebersihan lingkungan kampus,” lanjutnya.

Berbeda dengan Faqih, Mahasiswa Prodi Ilmu Tasawuf (IT) Rina Sari memandang kebersihan di kampus UIN Jakarta masih kurang bersih. Menurutnya, masih banyak sampah yang berserakan dan saluran air yang menjadi sumber tumpukan sampah. “Masih banyak sampah yang tidak di buang di tempatnya, seperti di ruang kelas, depan Kopma yang seharusnya menjadi saluran air justru menjadi sampah yang bertumpukan,” ucapnya, Rabu (8/11).

Rina menambahkan, masih terdapat mahasiswa yang belum memahami dan menerapkan kode etik mahasiswa dengan baik. Menurut Rina, kebiasaan dari mahasiswa yang tidak menerapkan kode etik dengan benar. “Sepertinya teman-teman belum menerapkan kode etik dengan baik, karena terkadang setelah meninggalkan kelas suka lupa untuk membuang sampah,” tambahnya.

Koordinator Kebersihan Kampus 1 UIN Jakarta, Zakaria menjelaskan mengenai kebersihan di kampus bukan hanya menjadi tanggung jawab petugas kebersihan. Namun, mahasiswa juga perlu sadar terhadap kebersihan sehingga lingkungan kampus menjadi lebih tertib dan terjaga. “Jangan sampai ketika saya dan temen-temen menyapu lingkungan kampus tapi mahasiswa malah seenaknya nyuruh-nyuruh. Tapi kita di sini antara karyawan dan mahasiswa bisa menjaga kebersihan,” ujarnya, Kamis (2/11).

Zakaria mengharapkan civitas academica di kampus juga saling menjaga dan peduli terhadap kebersihan lingkungan. “Saya menginginkan kondisi yang tertib dengan cara mahasiswa dan civitas academica lain buang sampah tidak sembarangan,” katanya. 

Kepala Bagian Umum, Saroni memandang petugas kebersihan di kampus sudah berupaya maksimal dalam melakukan tugasnya menjaga dan membersihkan sampah. Namun, terkadang masih terdapat mahasiswa yang belum sadar dalam menerapkan 3M—melihat, memungut, dan membuang sampah pada tempatnya. “Banyak yang merasa tidak peduli, dan saya berharap kita perlu ada upaya bersama dalam menjaga kebersihan kampus,” ujarnya, Jumat (3/11).

Lanjut, Saroni mengatakan bahwa cara berpikir mahasiswa yang harus dirubah mengenai kedisiplinan dalam mematuhi kode etik yang berlaku. Saroni menekankan, mahasiswa bisa merubah pola pikirnya dalam menjaga kebersihan kampus, sebab adanya sanksi bagi pelanggaran kebersihan pun tidak efektif jika mahasiswa sendiri tidak tertanam kesadaran menjaga lingkungan kampus. “Dalam buku Pedoman Akademik sudah tertera penjelasan mengenai kebersihan kampus, tentu saja perlu dibaca, dipahami dan dilakukan oleh mahasiswa,” pungkasnya. 

Reporter: SAA

Editor: Shintia Rahayu Safitri

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Suarakan Pengkhianatan Konstitusi Melalui Diskusi Previous post Suarakan Pengkhianatan Konstitusi Melalui Diskusi
Aksi Kamisan Tegaskan Penyelesaian Pelanggaran HAM Berat Next post Aksi Kamisan Tegaskan Penyelesaian Pelanggaran HAM Berat