Menjelang sebulan sejak penganugerahan, dana beasiswa SAA 2024 belum juga cair. Persoalan rekening BRI mahasiswa melatarbelakanginya.
Sebanyak 619 mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta mendapatkan beasiswa Student Achievement Award (SAA) 2024. Setelah serangkaian proses seleksi, penganugerahan SAA 2024 diselenggarakan di Auditorium Harun Nasution, Kamis (31/11). Menjelang sebulan kemudian, dana beasiswa SAA berjumlah Rp500 juta tak kunjung cair, hal itu menimbulkan keresahan di kalangan penerima beasiswa.
Keresahan diutarakan Nia—bukan nama sebenarnya, mahasiswa Program Studi (Prodi) Tarjamah. Ia menuturkan, penerima SAA tidak diberitahukan secara pasti kapan dana beasiswa akan diberikan. “Saya yang alhamdulillah dari semester satu dapat beasiswa tersebut, tidak diberitahu kapan waktu yang pasti pencairan dananya,” ungkapnya, Kamis (21/11).
Nia mengungkapkan, pencairan dana beasiswa SAA tahun ini terhitung lambat dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan unggahan Instagram @kmhs_uinjkt, penganugerahan SAA 2022 berlangsung 26 Desember dan SAA 2023 pada Oktober. “Namun, pencairan dana tahun-tahun sebelumnya ada di awal atau pertengahan akhir bulan desember.”
Lanjutnya, dalam acara penyerahan beasiswa, pihak kampus hanya mengumumkan total anggaran Rp500 juta tanpa menyebutkan nominal yang akan diterima setiap mahasiswa. Menurut informasi yang beredar, besaran dana yang diterima bergantung pada kategori prestasi. Semakin kecil angka kategori yang didapat, semakin besar dana yang akan diterima.
Irfan—bukan nama sebenarnya, mahasiswa Prodi Sejarah Peradaban Islam (SPI) turut resah akan dana beasiswa SAA yang belum cair. Ia mengatakan, komunikasi perihal beasiswa SAA melalui Whatsapp tidak efektif karena hanya berjalan satu arah. Pasalnya, hanya admin yang bisa mengirim pesan ke grup tersebut. “Karena saya baru pertama kali mendapatkan beasiswa SAA, mungkin memang komunikasinya seperti ini kali,” ungkapnya, Kamis (21/11).
Selain itu, Nia menilai, regulasi terkait rekening beasiswa buruk. Kendala utama bukan sekadar pembukaan rekening, melainkan proses penanganan masalah. “Kayak kasus kemarin ya, aku kan sempat diblokir rekeningnya. Tapi, setelah konsultasi kepada pelayanan yang dianjurkan, malah kayak dilempar lepas tangan begitu,” tambah Nia.
Irfan juga berharap pelayanan informasi selanjutnya bisa ditingkatkan lebih baik. Sebab, hal tersebut menyangkut kepercayaan mahasiswa terhadap kelayakan pelayanan yang telah ada. “Harapan ke depannya, semoga tidak ada miskomunikasi, apalagi kan ini di ranah universitas,” ungkapnya.
Institut telah menghubungi staf Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UIN Jakarta, Samsudin melalui WhatsApp sejak Rabu (20/11). Akan tetapi, ia tak kunjung merespons hingga berita ini diterbitkan.
Sementara itu, melalui grup Whatsapp SAA 2024, Ketua Pelaksana Penganugerahan SAA Muhammad Naufal Waliyyuddin mengumumkan, terlambatnya pencairan dana berkaitan dengan kendala bank. Informasi dari pihak Bank Rakyat Indonesia (BRI) per 28 Desember, terdapat sejumlah penerima SAA yang rekening BRI-nya dormant—tidak aktif karena sudah lama tak ada transaksi, tidak valid, maupun telah tutup.
“Dimohon kerja samanya teman-teman. Satu tidak mengurus (rekening), yang lain akan terhambat. Semakin cepat kalian mengurus, semakin cepat pula pencairan,” catat Naufal, Kamis (28/11).
Reporter: IN, AS
Editor: Shaumi Diah Chairani