Luntang-Lantung di Penutupan PBAK

Luntang-Lantung di Penutupan PBAK

Read Time:2 Minute, 25 Second
Luntang-Lantung di Penutupan PBAK

Konsep PBAK 2024 yang santai membuat peserta kebingungan. Ditambah lagi, ada perbedaan informasi terkait lokasi pelaksanaan.


Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2024 Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta resmi ditutup, Sabtu (30/11). Melansir dari uinjkt.ac.id, acara tersebut berlangsung meriah dengan adanya Parade Kebudayaan dan Bazar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Meski demikian, nyatanya sebagian peserta tidak merasakan kemeriahan tersebut.  Seperti halnya mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT), Faiz Azharudin. Ia kecewa terhadap acara penutupan PBAK lantaran terasa hanya membuang-buang waktu. “Coba bayangkan saja, perjalanan saya dari rumah satu jam lebih, terus sampai sini cuma duduk-duduk tidak jelas,” ujar Faiz, Sabtu (30/11).

Faiz menambahkan, panitia seharusnya lebih menyiapkan dan memikirkan rangkaian acara PBAK dengan matang. “Semoga PBAK tahun 2025 lebih tertata dan lebih teratur, tidak seperti ini,” harapnya.

Tak hanya Faiz, mahasiswa prodi Ilmu Hadis (Ilha), Alifia Putri,  turut merasakan hal yang sama. Ia mengatakan, sosialisasi penutupan PBAK tidak tersampaikan dari jauh-jauh hari. Menurutnya, jika informasi tersebut disampaikan lebih awal, maka peserta akan memiliki waktu untuk menyiapkan keperluan.

Alifia juga  kecewa lantaran acara yang berlangsung tidak sesuai dengan ekspektasinya. Ia berpikir acara penutupan PBAK akan formal, tetapi nyatanya sebagian peserta hanya tersebar di lingkungan kampus lantaran kuota di Auditorium Harun Nasution dibatasi 50 peserta. “Kalau gini lebih baik di auditorium karena bisa menikmati acara, bukan duduk-duduk tidak jelas, buang-buang waktu,” keluh Alifia, Sabtu (30/11).

Selain itu, beredar informasi dari beberapa panitia fakultas tentang adanya pembagian  lokasi acara.  Panitia fakultas menyebut acara penutupan akan berlangsung di dua tempat. Auditorium Harun Nasution menjadi lokasi  acara utama yang dibatasi lima puluh peserta, dan Gedung Student Center (SC) yang akan diisi dengan pementasan. 

Menanggapi keluhan tersebut, Ketua Pelaksana PBAK 2024, Muhammad Zaky Almubarak mengatakan, acara penutupan PBAK 2024 memang berkonsep santai. Konsep tersebut  diharapkan membuat  peserta dapat bersenang-senang dengan menjajaki bazar UMKM.

Zaky juga menyadari bahwa informasi mengenai penutupan PBAK 2024  kurang termasifkan. Menurutnya, hal tersebut telah menciptakan kesalahpahaman terkait konsep penutupan PBAK 2024. “Jadi mungkin dari peserta itu menganggapnya akan kembali masuk kepada suasana acara yang formal. Sedangkan yang coba kita rancang itu ya acara yang santai, seperti jajan, nongkrong, dan segala macam,” jelas Zaky melalui WhatsApp, Minggu (1/12).

Meski demikian, Zaky membantah adanya pembagian lokasi acara. Zaky mengaku panitia PBAK universitas tidak pernah menyebarkan informasi mengenai pembagian acara menjadi dua tempat. “Dari informasi yang coba kita bagikan, mulai dari instagram dan saluran itu memang semua acara kita pusatkan di Harnas. Untuk SC itu hanya sebagai titik yang dilalui parade kebudayaan,” jelasnya.

Sebagai ketua pelaksana, Zaky berharap konsep PBAK selama tiga bulan ini terus dipertahankan dengan melakukan pembaruan serta perbaikan. “Pastinya menurut saya, PBAK ini perlu dilakukan pembaruan dan revitalisasi lagi agar kita menemukan bagaimana konsep PBAK ini menjadi PBAK yang efektif,” tutupnya.

Reporter: TNI
Editor: Muhammad Arifin Ilham

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Kolaborasi Bangun Kultur Literasi Previous post Kolaborasi Bangun Kultur Literasi
Neoliberalisasi Ancam Reduksi Literasi Next post Neoliberalisasi Ancam Reduksi Literasi