Read Time:1 Minute, 24 Second
Ada dua hal yang membedakan Komunitas Musik Tangerang (KMT) dengan komunitas musik lainnya. Salah satunya, jika komunitas musik biasa hanya melakukan gathering untuk bermain musik bersama, maka tidak hanya begitu dengan KMT yang di setiap perkumpulannya para anggota juga mendapatkan pendidikan musik secara reguler.
Selain itu, KMT juga sering ‘turun ke jalan’ untuk mengumpulkan dana sumbangan yang diharapkan dapat membantu korban bencana alam. “Pada saat terjadi bencana alam seperti banjir di Curug, kami bersama teman-teman KMT mencari donasi di jalanan yang hasilnya kami berikan kepada para korban,” ujar ketua KMT, Zebulon David, Jumat (03/01).
Komunitas yang terbentuk pada tanggal 12 Oktober tahun lalu ini tidak hanya berkosentrasi pada anggota yang pintar memainkan alat musik. Tetapi, KMT juga terbuka bagi siapa pun yang ingin belajar musik, terutama bagi para pemula.
David menambahkan, dalam proses pendidikannya anggota KMT mendapatkan pelatihan musik tingkat lanjut setiap dua minggu sekali bagi mereka yang intens belajar musik. Selanjutnya, mereka akan dibimbing dan dibentuk menjadi beberapa kelompok untuk berkompetisi satu dengan yang lainnya. Sehinngga, setiap anggota bisa menjadi profesional dalam bidang yang ditekuni.
“Setiap anggota dibagi menjadi beberapa kelas, seperti kelas gitar, drum, dan keyboard yang dimentori oleh pengajar profesional. Kami berharap mereka (anggota) dapat memainkan alat musik meskipun tidak sampai pada level profesional,” tutur David.
Komunitas musik yang sudah memiliki anggota tetap sekitar 70 anggota tersebut menampung berbagai jenis aliran musik. Seperti Reggae, Jazz, Rock dan lainnya. Sehingga, anggotanya pun datang dari berbagai jenis aliran musik yang berbeda.
“Umumnya, ketika seseorang ingin mengikuti komunitas musik, maka setidaknya ia mempunyai basic dalam bermusik. Namun berbeda dengan KMT, orang yang awam tentang musik sekalipun dapat bergabung di sini tanpa ada rasa minder,” tutupnya. (Siti Mualiyah)
Average Rating