Kafa Ungkapkan Isi Hati yang Menasihati

Read Time:2 Minute, 5 Second
Perkembangan komunitas musik indie telah menyelamatkan pasar musik di tanah air. Tak heran, jika banyak komunitas musik bermunculan bak jamur di musim hujan. Pula demikian dengan Grup Kafa Band yang terus mencoba berkontribusi di belantika musik Indonesia.
Terbentuknya komunitas musik Kafa, bermula dari tongkrongan Opang dan Opick di Pesanggrahan samping UIN Jakarta pada tahun 2011 lalu. Suatu hari mereka membuka pembicaraan seputar musik. Tak lama, akhirnya mereka memiliki kecocokan selera dalam bermusik dan mengarah ke perbincangan yang lebih serius untuk membentuk sebuah wadah musik yang mereka gandrungi.
“Kalau bikin sebuah grup band itu gampang, tapi untuk menyatukan pikiran dan konsisten itu susah. Namun dengan kesabaran dan penuh keyakinan, kita berkomitmen menjadikan hobi musik ini sebagai keseriusan dalam berkarya,” kata Ali Aziz salah satu personil keyboard Kafa, Kamis (22/5).
Komunitas musik yang mengusung aliran slowrock ini terinspirasi dari grup musik legendaris Iron Maiden, Godbless, serta musisi lainnya pada tahun 70 hingga 90-an. Selain asyik didengar, menurut Aziz, alunan musik rock lebih terasa energik saat dimainkan.
Hingga saat ini, Kafa sudah menciptakan mini album yang memuat enam lagu. Lagu-lagu tersebut sudah dibagikan melalui website resminya. Lirik lagu yang diciptakan Kafa, lebih mengangkat tema-tema tentang motivasi hidup.
“Kami ingin terus membangkitkan musik Indonesia dan terus berkarya sesuai dengan warna musik kami. Sebagaimana moto kami, berdiri di atas kaki yang sama,” ujar Aziz yang juga menjabat sebagai manajer bagian pemasaran.
Komunitas musik yang memiliki lima personil ini tidak hanya fokus pada musik saja, melainkan ada beberapa manajemen musik yang turut menunjang karya-karya komunitas Kafa. Salah satunya, Kafa House. Manajemen ini membawahi bidang seni Awi Arts yang bergerak di bidang artistik dan dekorasi. Selain itu, ada pula bidang aransemen musik etnik dan musikalisasi puisi yang bertujuan untuk mengangkat kebudayaan Indonesia.
Tak hanya itu, sebuah prestasi membanggakan juga pernah ditor-ehkan Grup Kafa dengan menduduki Runner-Up pada Festival Musik Etnik di Universitas Pelita Harapan. “Kita juga pernah jadi guest star pada acara panggung gembira di Pondok Pesantren Darul Amanah, Jawa Tengah,” ungkap Aziz.
Dalam setiap pementasannya, Kafa pernah membawakan lagu karya grup musik lain yang telah di-recoverdengan aliran musik rock, seperti lagu Mirasantika karya Rhoma Irama. “Selain itu, Kafa juga sering mentas bersama dengan beberapa personil Sanggar Wina, salah satu komunitas musik gesek biola sebagai mitra pada lagu yang telah diaransemen.
Aziz berharap, Kafa Band bisa terus berkarya dan mewarnai musik Indonesia. Sebab menurutnya, musik merupakan ungkapan isi hati yang menasihati. “Semoga saja kami bisa istikamah dan selalu diberikan kesabaran dalam berkarya,” ungkapnya.
(Abdurrahim Al-Ayubi)

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Akun Keramat Indonesia di The FED Bank
Next post UIN Lecturer Research Proposals are Under-Qualified