Judul : Guru Bangsa Tjokroaminoto
Sutradara : Garin Nugroho
Tahun : 2015
Durasi : 160 menit
Genre : Drama Biografi Sejarah
Kiprah Tjokroaminoto menghapus penindasan pribumi telah tergores dalam sejarah Indonesia. Melalui kerja keras, ia mengobarkan semangat juang masyarakat Indonesia.
Dari celah pagar, lelaki muda dengan belangkon dan kain batik menyaksikan seorang buruh disiksa oleh orang Belanda. Kolonialis itu mencambuk kakinya sampai berdarah. Menyaksikan kejadian tersebut, jiwa pemuda itu bergejolak dan ingin melawan.
Oemar Said Tjokroaminoto (Reza Rahadian) lahir dari bangsawan Jawa melakukan pergerakan untuk menghapuskan penindasan yang dilakukan Belanda. Pemerintah kolonial Belanda menguasai Indonesia serta merampas hak pribumi pada 1900-an. Kala itu, banyak rakyat yang belum mengenal pendidikan dan hidup miskin sehingga mudah dipengaruhi.
Tjokro kemudian bergabung dengan organisasi Serikat Islam (SI) yang pada tahun 1911 bernama Serikat Dagang Islam (SDI) dan dipimpin oleh Hadji Samanhoedi di Solo. SI merupakan salah satu organisasi yang berjuang melawan penindasan terhadap bumiputra. Pada 1916, SI memiliki 700.000 anggota dengan 181 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.
Perjuangan Tjokro menjadi awal lahirnya berbagai tokoh nasional di Indonesia seperti Semaoen (Tanta Ginting) dan Soekarno (Deva Mahendra). Tjokro tinggal bersama istrinya, Soeharsikin (Putri Ayudya) dan beberapa muridnya di Peneleh, Surabaya. Di rumah itu, Tjokro mengajar murid-muridnya ilmu politik dan agama.
“Sama rasa, sama rata,” kata Tjokro dalam salah satu pidatonya di depan anggota SI. Hal itu kemudian membuat mereka merasa memiliki hak dan kewajiban yang sama sebagai manusia. Mereka pun berani melawan penindasan yang dilakukan oleh kolonialis.
Kian lama, rakyat yang bergabung dengan SI bertambah. Kemajuan itu membuat Pemerintah Hindia Belanda waswas. Menghindari adanya kemungkinan buruk, Pemerintah Belanda meminta Tjokro untuk menjadi anggota Volksraad atau Dewan Rakyat.
Beberapa anggota SI tak setuju Tjokro bergabung dengan Volksraad. Terlebih setelah Kongres SI memutuskan Tjokro bergabung dengan Volksraad. Salah seorang yang menentang keras keputusan tersebut ialah Semaoen, ia tak ragu untuk melawan Tjokro yang pernah menjadi gurunya.
Begitu juga dengan Semaoen dan Darsono yang berpendapat, untuk mencapai tujuan, SI harus melepaskan semua bentuk kerja sama dengan pemerintah. Namun, banyak anggota SI lain yang beranggapan, salah satu cara untuk mencapai cita-cita SI ialah bergabung dengan Volksraad.
Pada Kongres SI ketiga tahun 1918 di Surabaya, perwakilan SI dari berbagai daerah bekerja sama untuk menambah jumlah anggota SI. Hal tersebut membuat SI semakin berkembang namun, muncul beragam ideologi baru antar anggota yang membuat SI terpecah-belah.
Setelah terpecah-belah, SI menjadi dua organisasi, yaitu SI Putih dan SI Merah yang dipimpin oleh Semaoen. Keretakan ini pun menimbulkan kerusuhan. Pada 1921, Pemerintah Belanda menangkap Tjokro yang dituduh menjadi sebab terjadinya kerusuhan.
Garin Nugroho menyajikan kisah tokoh pergerakan nasional Tjokroaminoto dalam 160 menit. Salah satu sineas Indonesia ini mengenalkan kita pada tokoh-tokoh yang mempunyai peran penting dalam kemerdekaan Indonesia.
Film dengan judul Guru Bangsa Tjokroaminoto itu dirilis pada 9 April 2015. Dalam film ini tokoh Semaoen mengajarkan kepada kita untuk berani mengkritik dan menyampaikan pendapat. Meski film ini menceritakan sejarah perjuangan, kita juga dapat melihat beragam kebudayaan Indonesia seperti batik dan pertunjukan wayang.
Lihat review-nya disini:
Ika Puspitasari
Average Rating