Sisipkan Budaya Sehat dalam Pagelaran Tari Tradisional

Read Time:1 Minute, 47 Second
“Dung… dung… dung…” rebana mulai ditabuh, alunan suara syekh mulai terdengar. Satu per satu dari lima belas penari Ratoeh Jaroeh naik ke atas panggung dan berjajar rapi di sana. Mereka mengenakan baju adat khas Aceh dipadukan dengan kain songket berwarna kuning dan hijau, serta bulung teleng  yang diikatkan di kepala.
Kelima belas penari duduk bersimpuh. Perlahan, gerakan mereka yang pada awalnya lambat menjadi cepat mengikuti ritme rebana. Suara syekhdan penari terdengar bersautan, terkadang salah satu di antara mereka bersuara melengking di sela-sela tari.
Suara dentuman yang terdengar selama tari berlangsung, berasal dari bunyi tangan yang ditepukkan ke dada, sesekali pada paha, serta lantai panggung. Di tengah-tengah tari, beberapa penari merentangkan tangan, dan penari lainnya menunduk, membentuk formasi yang apik. 
Alunan rebana dan suara syekh sudah tak terdengar, pertanda tarian sudah usai. Satu per satu penari mulai meninggalkan panggung diikuti tepuk tangan meriah dari penonton.
Acara yang diikuti 21 tim penari Ratoeh Jaroeh ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, bekerja sama dengan Saman Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK), Sabtu (9/5).
Saman Festival bertajuk Lets Preserve Our National Culture with Traditional Dance and Improve Our Health ini bertujuan melestarikan budaya nasional dengan memperkenalkan tari tradisional. Alasan mereka mengambil tari Ratoeh Jaroeh di antara banyaknya tari daerah karena di FKIK terdapat sekelompok mahasiswa yang menggeluti tari itu.
Hal itu diungkapkan Ketua Pelaksana Saman Festival, Cesil Magdalena. Menurutnya, acara ini sekaligus bertujuan untuk memperkenalkan FKIK khususnya HMPS Kesmas kepada siswa SMA sederajat Se-Jabodetabek.
Tak hanya itu, tambah Cesil, beberapa stan makanan dan aksesoris turut meramaikan acara ini. Makanan yang dijual harus higienis dan sehat, sesuai dengan tema yang diusung. “Kita kan dari FKIK, tak hanya memperkenalkan budaya. Kita juga harus menyajikan makanan yang sehat dan bersih,” ujar Mahasiswa HMPS Kesmas semester enam ini.
Salah satu peserta yang mengikuti acara Saman Festival, Estaevilia mengatakan, mengetahui adanya acara tersebut dari broadcast. Lantas, ia dan timnya yang mewakili SMA Negeri 9 Tangsel ini langsung mendaftar dan berharap menang pada perlombaan kali ini. “Kita sering ikut lomba agar Go International,” katanya, Sabtu (9/5).
Triana Sugesti

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Perlawanan Tjokroaminoto Hapus Penindasan
Next post HIMABO, Sadarkan Pemuda ‘tuk Lestarikan Kearifan Lokal