Pasar Buku Palasari menyediakan berbagai jenis buku berbagai genre hingga buku non lokal sekalipun dengan harga yang terjangkau.
Pasar Buku Palasari menjadi salah satu sentra buku bekas dan buku baru di Kota Bandung. Pasar buku ini terletak di Jalan Palasari, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat. Pasar ini buka setiap hari mulai dari pukul 9 pagi hingga pukul 5 sore.
Melansir dari bandung.kompas.com, Pasar Buku Palasari berdiri sejak tahun 1980-an di kawasan Cikapundung dekat Alun-Alun Bandung. Kemudian Pemerintah menempatkan pedagang untuk berjualan di gedung pasar Jalan Palasari.
Namun nahas menimpa, gedung pasar tersebut mengalami kebakaran. Setelahnya, para pedagang di sana berjualan sementara di lahan parkir gedung pasar tersebut hingga akhirnya menjadi lahan tetap mereka berjualan seperti saat ini.
Layaknya pasar pada umumnya, setiap toko berjejer rapi dari ujung ke ujung serta berhadap-hadapan. Bedanya, pasar ini menjajakan buku-buku untuk diperjualbelikan.
Sekali menginjakkan kaki di sana, pengunjung akan melihat tampilan berbagai toko dengan ragam buku berjejer di rak, maupun ditumpuk di atas etalase. Berbagai sapaan juga menyambut kehadiran pengunjung di sana, “Mau cari buku apa, Kak?”
Pasar buku ini menyediakan buku-buku lokal hingga buku bahasa asing berbagai genre, dari yang baru sampai yang bekas pun ada. Kalau beruntung, pengunjung juga bisa mendapat buku koleksi atau buku edisi terbatas di sana. Namun, perlu berhati-hati juga dengan buku bajakan yang kerap ditemui di pasar buku kebanyakan.
Salah satu pedagang buku di sana, Rahmat, mengaku sudah berjualan hampir 20 tahun. Ia menjual buku-buku pendukung akademik perkuliahan di tokonya. Stok bukunya dikirimkan langsung oleh penerbit dari Jakarta dan Bandung. “(Stoknya) dipilih bagaimana kebutuhan kampus saja. Biasanya yang dari tahun ke tahun memakai buku ini, itu yang dipesenin,” katanya, Selasa (16/4).
Berbeda dengan Hendri, buku-buku yang dijualnya lebih beragam. Ada buku akademik, sejarah, novel, sampai komik pun ada. Buku yang sering dicari pelanggannya cenderung relatif. “Kalau mahasiswa nyari buku untuk kuliahan, ada yang hobi kolektor nyari novel atau komik, ada lagi buku-buku sejarah,” ungkapnya, Selasa (16/4).
Lain halnya dengan Rahmat, stok buku di tokonya ia dapat dengan cara berburu dan dikirimkan kerabatnya. Hendri mengungkapkan, buku-buku yang didapatnya juga ia seleksi sesuai selera. Pengalamannya berjualan selama 20 tahun adalah hasil dari meneruskan bisnis orang tuanya. “Akhirnya terbiasa. Lama-lama terbiasa, jadi suka buku,” ucapnya.
Salah satu pengunjung di sana, Rindiantika Definagati —mahasiswa yang berkuliah di Bandung. Rindi berkata, dirinya ke sana untuk mencari buku akademik. Sewaktu kecil, ia dan keluarganya sering datang untuk membeli buku pelajaran. “Kalau lagi musim ujian, banyak mahasiswa mampir ke sini cari buku,” terangnya, Selasa (16/4).
Tidak sama dengan Rindi, Ibrahim Umar yang juga seorang mahasiswa datang ke sana untuk mencari buku novel penulis favoritnya dan buku seri bahasa Inggris dengan harga miring. Buku-buku yang dibelinya merupakan buku edisi terbatas dan sulit dicari di toko buku biasa. “Aslinya, (saya) jarang datang ke sini,” katanya, Selasa (16/4).
Untuk mencapai ke sana, pengunjung bisa menggunakan Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line dari Stasiun Bandung ke Stasiun Cikudapateuh dengan rute Bandung Raya–Cicalengka. Sampai di sana, naik angkot rute Cikudapateuh–Ciroyom dan turun di Yayasan Kemala Bhayangkari. Kemudian berjalan 110 meter dari sana dengan estimasi satu menit sampai ke Pasar Buku Palasari.
Reporter: IB
Editor: Nabilah Saffanah