Kemeriahan Ampyang Maulid Desa Loram Kulon 

Kemeriahan Ampyang Maulid Desa Loram Kulon 

Read Time:2 Minute, 50 Second
Kemeriahan Ampyang Maulid Desa Loram Kulon 

Warga Desa Loram Kulon sangat antusias dalam melestarikan tradisi Maulid. Desa Loram Kulon merupakan desa yang mengawali adanya tradisi Kirab Ampyang Maulid di Kabupaten Kudus. 


Loram Kulon merupakan salah satu desa di Kabupaten Kudus yang selalu mengadakan sebuah tradisi maulid setiap tahunnya. Tradisi ini berlangsung selama beberapa hari dan puncaknya pada tanggal 12 Rabiulawal yakni Ampyang—Kirab Maulid. Saat kirab berlangsung, warga Desa Loram Kulon dan sekitarnya sangat antusias memeriahkan tradisi tersebut. 

Ahmad Abhar, Panitia Maulid Desa Loram Kulon menceritakan, setiap memasuki bulan Rabiulawal setiap Musala dan Masjid  di Desa Loram Kulon mengadakan sholawatan. Adanya tradisi Maulid Desa Loram Kulon berawal dari zaman Sultan Hadlirin pada abad 16-an, dengan tujuan menyebarkan ajaran Islam. “Berbeda dengan tempat lain,  antusias warga sangat luar biasa dalam menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad saw. Kirab Ampyang Maulid juga berasal dari desa ini,” katanya, Sabtu (30/9)

Abhar melanjutkan, kegiatan tradisi maulid meliputi; Loram Expo, Panggung Seni Budaya, Loram Bersholawat dan Kirab Ampyang. Loram Expo berisi tentang pameran dan stan bazar berjumlah seratus sampai seratus dua puluh, dari Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Desa Loram Kulon dan sekitarnya. Sedangkan, Panggung Seni Budaya diisi oleh lembaga pendidikan, organisasi masyarakat serta seluruh partisipan yang berlangsung selama satu minggu. 

Lalu, Abhar mengucapkan, adanya Loram Bersholawat diadakan setelah subuh pada tanggal 12 Rabiulawal di Masjid Wali Loram Kulon. Tradisi Maulid Desa Loram Kulon ini sudah menjadi kalender acara di Jawa Tengah pada 2018 dan masuk pada visit Jawa Tengah pada tahun 2013. “Puncaknya di tanggal 12 Rabiulawal pukul satu siang yakni Kirab Ampyang Maulid. Kirab berlangsung dari Lapangan Kongsi menuju Masjid Wali Loram Kulon,” ujarnya, Minggu (1/10).

Abhar menjelaskan, peserta kirab terdiri dari beberapa dukuh, Musala maupun Masjid di Desa Loram Kulon. Peserta Kirab membuat tandu persegi berisi nasi dan kerupuk serta kerajinan atau ciri khas masing-masing. Peserta akan dinilai dari kesesuaian tema, kekompakan barisan dan tak melanggar adab kesopanan. “Biasanya kirab sampai 1770 barisan dengan jumlah sekitar seribu peserta,” ujarnya, Minggu (1/10).

Sri Hatin, warga Desa Loram Kulon mengungkapkan, acara tradisi maulid saat ini sudah mulai banyak di berbagai daerah, tetapi awal tradisi berasal dari Desa Loram Kulon. Maka dari itu, tradisi ini penting untuk dilestarikan, agar anak-anak dan remaja punya kegiatan positif serta ikut andil dalam melestarikannya. “Tradisi Maulid Desa Loram Kulon berlangsung selama satu minggu. Hal inilah yang menjadikan perbedaan tradisi maulid Desa Loram Kulon dengan desa lainnya,” ungkapnya, Jumat (29/9).

Lanjut, Hatin menyatakan, pada saat Kirab Ampyang para peserta membuat miniatur yang berkaitan dengan dakwah Islam. Akan tetapi, menurutnya, saat ini sudah melebar pada miniatur umum yang lain. “Harapannya, tradisi ini akan terus berlangsung serta tetap menonjolkan nilai-nilai keislamannya,” tuturnya, Jumat (29/9).

Amila Noor Khikmah, warga Desa Loram Kulon lainnya mengatakan, Tradisi Maulid Desa Loram Kulon sangat meriah dan menarik, sehingga antusias warga sangat luar biasa. Tak hanya itu, tradisi ini juga bertujuan untuk memeriahkan peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. “Kita dapat mengetahui kalau Desa Loram Kulon memiliki banyak tradisi budaya. Maka dari itu, kita harus melestarikannya,” jelasnya, Kamis (28/9).

Selaras dengan Mila, Irfan Zuhri, pemuda Desa Loram Kulon menyatakan, Kirab Ampyang Maulid harus dilestarikan agar tidak hilang. Menurutnya acara ini sangat meriah karena setiap desa atau Musala mengarak kerajinannya masing-masing. “Melestarikan tradisi ini sangat penting, karena sudah menjadi tradisi sejak dulu serta ciri khas Desa Loram Kulon,” ujarnya, Rabu (27/9).

Reporter: Muhammad Naufal Waliyyuddin

Editor: Ken Devina

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Rekam Jejak Digital Bongkar Segala Rahasia Previous post Rekam Jejak Digital Bongkar Segala Rahasia
Menilik Kesiapan UIN Jakarta dalam Akreditasi Internasional Next post Menilik Kesiapan UIN Jakarta dalam Akreditasi Internasional