Seniman Indonesia dan Malaysia bersatu dalam pertukaran seni. Kolaborasi Yayasan Kersan Art Foundation dengan Gallery Art Studio Kapallorek diharapkan dapat menginspirasi lewat diplomasi seni.
Yayasan Indonesia Kersan Art Foundation telah menjalankan sebuah pameran seni visual pertukaran budaya yang bertema Antara Extend: Indonesia Malaysia Art and Culture Exchange.Tak hanya itu, Yayasan Kersan Art Foundation juga mengadakan program residensi yang memungkinkan seniman asing untuk tinggal di Indonesia untuk bekerja, berkoneksi, dan berpameran.
Pameran tersebut merupakan hasil dari proyek yang sempat tertunda selama pandemi Covid-19. Proyek tersebut telah dimulai kembali dengan dengan tema New Chapter. Kolaborasi tersebut diusung oleh Yayasan Indonesia Kersan Art Foundation dan Gallery Art Studio Kapallorek di Malaysia.
Lenny Ratnasari Weichert, Pemilik Yayasan Indonesia Kersan Art Foundation, menegaskan bahwa pentingnya menjalin hubungan dengan negara tetangga dalam ranah seni.Menurutnya, hal itu dilakukan sebagai bentuk dukungan sebagai wilayah negara yang masih satu rumpun kedekatannya.
Lenny pun mengatakan seni adalah bahasa global yang mengungkapkan kritik terhadap kemanusiaan dan perubahan yang terjadi di dunia. “Seniman memiliki prinsip we must go on,yang berarti mereka terus berkarya tanpa tergantung pada dukungan pemerintah,” ucap Lenny, Minggu (24/9).
Lalu, Lenny mengungkapkan, kegiatan ini setidaknya memberikan peluang kepada seniman untuk bereksperimen secara internasional. “Proyek ini dapat membuat mereka untuk memasukkan karya mereka ke dalam portofolio internasional dan meningkatkan motivasi mereka untuk terus berinovasi dalam karya seni mereka,” kata Lenny, Minggu (24/9)
Dayna Fitria, kurator eksibisi Antara Extend : Indonesia Malaysia Art and Culture Exchange menegaskan, acara ini dapat memastikan seniman dari kedua negara ini mendapatkan pengalaman yang sama dalam melihat perspektif seni budaya antarnegara. “Pesan khusus nya adalah extended, yaitu perluasan gagasan, ruang, dan waktu dari seniman Malaysia ke Indonesia”, Kata Dayna melalui pesan Instagram, Senin (25/9).
Kemudian, Dayna mengungkapkan, acara ini juga berkontribusi pada peningkatan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Malaysia dengan mengundang seniman dari masing-masing negara ke dalam program pameran yang bersifat kolaboratif. “Dengan mengundang seniman Malaysia ke Indonesia, maupun sebaliknya dapatembangun relasi dan komunikasi yang positif antarnegara”, pungkas Dayna, Senin (25/9).
Dayna juga mengatakan, program internal seniman Malaysia di Indonesia bisa mendapatkan kesempatan untuk tur galeri di Indonesia yang dapat memperluas pengetahuan dan perspektif tentang seni di Indonesia.
Roy, pengunjung pameran dari Tangerang Selatan mengaku merasa takjub saat mengunjungi eksibisi tersebut. Namun, ia juga menyarankan agar koleksi pameran lebih diperbanyak. “Koleksi dalam pameran ini sangat berkesan dengan menggunakan media bekas seperti kaleng krupuk, televisi tabung, pintu toilet dan juga plat nomor kendaraan yang sangat unik dan menjadi favorit saya,” tutur Roy, (24/9).
Sementara itu, Kabul Budiono memberikan kesan positif secara keseluruhan terhadap pameran. Tetapi, menurutnya, ” ada beberapa karya yang mungkin memiliki pesan yang tidak sepenuhnya dipahami oleh pengunjung awam. Terutama karya berjudul White Flag dan Black Flag yang dipajang di tengah ruangan.
Reporter: Ibrahim Haikal Putra Abadi
Editor: Febria Adha Larasati