Mahasiswa Tolak Perluasan Lahan Parkir

Read Time:2 Minute, 8 Second

Rencana pembangunan lahan parkir di beberapa wilayah sekitar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menimbulkan aksi penolakan dari sejumlah mahasiswa. Pasalnya, pembangunan ini telah mengubah fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) jadi tempat parkir.
Padahal, UIN belum memenuhi batas minimal RTH sebesar 40% dari luas wilayahnya.  Hal itu disampaikan oleh Ketua Kelompok Mahasiswa Pecinta Lingkungan Hidup (KMPLHK) Kembara Insani Ibnu Battuta (Ranita), Nur Hidayat dalam konsolidasi antara Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) UIN Jakarta dengan pihak rektorat bertempat di depan Koperasi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Senin (8/6) sore.
Pria yang akrab disapa Bledig ini menambahkan, RTH bukan hanya dilihat dari keberadaan pohon tetapi juga manfaat yang diberikan oleh RTH kepada manusia. “Ketika RTH dijadikan sebagai lahan parkir maka nilai manfaatnya tidak dapat digunakan oleh mahasiswa guna menjalankan kegiatannya,” ujar Bledig, Senin (8/6).
Tak hanya Bledig, Anggota Teater Syarif Hidayatullah (Syahid), Kismayeni juga mengungkapkan keberatan atas pembangunan tempat parkir. Menurutnya, pengalihfungsian RTH di depan Sekretariat Teater Syahid akan menghambat kegiatan latihan teater.
Lanjut Kismayeni, hingga kini UIN Jakarta masih belum memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang layak bagi dunia kesenian. “Kami meminta agar tetap dapat menggunakan lapangan di depan Teater Syahid sebelum magrib atau setelah jam 6 malam untuk berlatih,” kata  Kismayeni, Senin (8/6).
Menanggapi keluhan mahasiswa, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Yusron Rozak menjelaskan, pembangunan lahan parkir hanya bersifat sementara dengan jangka waktu maksimal enam bulan. Hal tersebut, lanjut Yusron, merupakan solusi darurat untuk menangani masalah kapadatan parkir. “Setelah enam bulan, fungsinya akan dikembalikan lagi seperti semula dan lahan parkir akan direlokasi ke gedung perpustakaan jika sudah siap digunakan,” ujar Yusron, Senin (8/6).
Sementara itu, Kepala Bagian (Kabag) Umum, Ali Meha mengatakan pihaknya tak pernah mempersulit atau mempersempit kegiatan mahasiswa. “UKM Teater Syahid tetap dapat latihan setelah magrib di lapangan depan Teater Syahid. Mereka juga dapat memberikan jadwal latihannya kepada kami agar dapat berlatih di Hall Student Center (SC),” kata Ali Meha, Senin (8/6).
Dalam aksi konsolidasi yang berlangsung kurang lebih satu jam, Ali menyampaikan, pembangunan darurat lahan parkir bukan desakan dari pihak rektorat. “Ini adalah desakan dari dekan fakultas dari kampus satu. Mereka merasa tidak nyaman karena tamu-tamu mereka tak mendapatkan lahan untuk memarkirkan kendaraan,” terangnya.
Akhir dari konsolidasi tersebut pun belum menemui titik terang. Rencananya pihak rektorat dan mahasiswa akan membuat perjanjian tertulis mengenai pembangunan lahan parkir. Ada dua poin yang menjadi titik fokus perjanjian, di antaranya penggunaan lahan parkir darurat hanya boleh digunakan maksimal 6 bulan. Lalu, jika dalam jangka waktu tersebut belum terselesaikan maka Lapangan Bola Triguna akan dijadikan sebagai parkiran kendaraan bermotor.
RI

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Previous post Istri Raja Gagap yang Baik Hati
Next post Futsal Primordial Berperan Menjalin Persaudaraan