Mengepakkan Sayap Lewat Seni

Mengepakkan Sayap Lewat Seni

Read Time:2 Minute, 28 Second

Mengepakkan Sayap Lewat Seni

Ketenangan begitu terasa ketika pengunjung memasuki area Gedung A, Galeri Kesenian Nasional. Panitia yang ada di ruang registrasi juga menyunggingkan senyumnya tatkala menyambut pengunjung yang berdatangan. Usai menulis daftar tamu di ruang registrasi, pengunjung diwajibkan menitipkan tasnya untuk tujuan keamanan. Ketika memasuki area pagelaran, pengunjung tak hanya disuguhkan oleh lukisan, pameran ini juga menyuguhkan kesenian dua dimensi, tiga dimensi, dan instalasi.
Tiba di ruang pameran, pengunjung langsung menyorot perhatiannya ke dua buah instalasi sayap yang tersaji di balik tembok putih dan pipa panjang dalam gedung. Instalasi yang memiliki judul ‘Come Fly With Me’ memiliki pesan tersirat bahwa dalam kehidupan ada beberapa perspektif yang bisa dilihat. Jika memperhatikan lebih dalam, pengunjung seolah melihat anyaman-anyaman yang digabungkan menjadi bentuk sayap besar nan kokoh. Warna cokelat keemasan instalasi memberikan efek megah dan kekuatan yang amat besar.
‘Sayap’ tak hanya berada di instalasi pameran saja. Sebuah lukisan yang bertajuk “My Own Private Place” juga menampilkan seorang gadis dengan hiasan sayap yang berada di atas
kepalanya. Jika diamati dengan seksama, pengunjung dapat melihat bahwa lukisan yang
disuguhkan diantara kumpulan lukisan di sisi kiri gedung mencerminkan pribadi yang cemas dan gelisah. Lukisan yang berdiameter 1,2 meter ini dibilang cukup unik karena memiliki canvas yang berbahan dasar alumunium.
Selain lukisan yang menggambarkan seorang gadis dengan hiasan sayap, Adapula lukisan yang bernama “Wing Wang”. Lukisan ini memiliki makna bahwa kehidupan seseorang pasti akan diterpa oleh apapun yang ada didepan. Cat air sebagai bahan dasar melukis di atas canvas yang bersisi 1,5 x 1,5 meter ini memiliki empat perpaduan warna. Diantara biru, kuning, putih, dan hitam dengan latar hijau tosca yang merilekskan mata.
Saat pengunjung memasuki area pameran lebih dalam lagi, karya Nus Salomo yang terkenal estetik seperti patung, dan lukisan dua dimensi berupa gambar bunga juga disuguhkan. Satu hal yang begitu menarik perhatian adalah patung-patung yang diletakkan di meja berwarna putih. Patung-patung itu berbentuk hewan yang berukuran kecil. Patung babi yang memakai topi bersayap banyak menyedot perhatian pengunjung.
Beralih ke ruangan setelahnya, pengunjung akan melihat karya tiga dimensi yang saintifik. Karya tiga dimensi yang ditunjukan dalam pameran salah satunya adalah gundam yang disusun dalam satu frame. Berjudulkan “I am a Toy” gundam robot ini memiliki panjang sisi 57 x 57 cm yang terbuat dari alumunium. Semua susunan gundam dicat berwarna putih, sehingga menimbulkan nuansa kepolosan dan kemurnian hati yang suci.
Salah satu pengunjung pagelaran Surya mengungkapkan bahwa ia puas dengan adanya pagelaran ini. Menurutnya, semua kesenian disini memiliki karakteristiknya masing-masing. Dengan mengusung tema sayap, pengunjung dibuat berpikir seluas-luasnya dalam memaknai perjalanan hidup. “Saya terpukau dengan semua karya Nus Salomo disini, out of the box,” tuturnya Selasa (21/5).
Sama halnya dengan Surya, panitia pameran Windi Salomo mengatakan bahwa pameran kali ini beraliran seni kontemporer. Selain itu istri dari seniman Nus Salomo ini menegaskan bahwa tema sayap yang diambil dimaksudkan agar pengunjung dapat melihat beberapa sisi dalam kehidupan. “Hal ini supaya pengunjung bisa bangkit dalam menjalani kehidupan,” tutup Windi saat ditemui Galeri Nasional Selasa (21/5).

DBA

About Post Author

LPM Institut

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
100 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Penghapusan Pendidikan Agama: Perlukah? Previous post Penghapusan Pendidikan Agama: Perlukah?
Prihatin Guru Honorer Next post Prihatin Guru Honorer